Katakini.com - Presiden Indonesia, Joko Widodo menegaskan bahwa dalam situasi krisis ekonomi seperti sekarang ini, belanja pemerintah menjadi instrumen utama pemerintah dalam mendongkrak/mengungkit pertumbuhan ekonomi.

Karena itu, penggunaan APBN/Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara harus terarah dan tepat sasaran. Hal itu mengingat bahwa APBN hanya berkontribusi kurang lebih 14,5% pada APBD negara.

"Dalam situasi krisis seperti ini, belanja pemerintah menjadi instrumen pemerintah untuk menjadi daya ungkit," kata Presiden Jokowi pada Rapat Terbatas Rancangan Postur APBN Tahun 2021 secara Live disaluran YouTube di Istana Negara Bogor, (28/7/2020).

Menurut Presiden Jokowi, dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang sedang lesu, selain mengandalkan APBN, pemerintah juga getol menggerakan sektor UMKM dan sektor swasta agar bangkit secepatnya.

"Belanja pemerintah memang menjadi instrumen untuk menjadi daya ungkit, tapi juga sektor swasta dan UMKM bisa pulih kembali menjadi mesin penggerak ekonomi. Ini harus diungkit, dari APBN kita yang terarah yang tepat sasaran," katanya.

Lebih lanjut Presiden Jokowi mengingatkan bawahannya agar dalam menerapkan kebijakan ekonomi juga memperhitungkan indikator-indikator ekonomi makro dan juga mengkalkulasi dengan cermat.

Selain itu, juga harus memastikan prioritas untuk tahun 2021 dan juga pelebaran devisit yang difokuskan dalam rangka pembiayaan percepatan ekonomi, dan juga sekaligus penguatan tranformasi dibidang kesehatan, pangan, energi, pendidikan dan juga percepatan transformasi digital.

"Harus optimis, tapi juga harus realistis dengan mempertimbangkan proyeksi dan kondisi terkini," katanya.