• News

Pasca Ditangkap, Maria Pauline Diserahkan ke Bareskrim Polri

Yahya Sukamdani | Kamis, 09/07/2020 20:07 WIB
Pasca Ditangkap, Maria Pauline Diserahkan ke Bareskrim Polri Buron pembobol Bank BNI Rp1,7 triliun, Maria Pauline Lumowa (tengah). Foto: bbc

Katakini.com - Maria Pauline Lumowa, buronan pembobol BNI senilai Rp 1,7 triliun diserahkan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) ke Bareskrim Polri pasca ditangkap dan diekstradisi dari Serbia.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H. Laoly menegaskan bahwa Maria akan diberi akses hukum melalui Duta Besar negaranya, Belanda, untuk mendapatkan bantuan pendampingan hukum. Diketahui Maria sudah menjadi Warga Negara Belanda sejak 1979.

"Sebagai perlindungan Warga Negara, dia akan diberi akses hukum melalui Dubesnya menunjuk lawyer dan penasehat hukum dia," ujar Yasonna, Kamis (9/7/2020).

Di lokasi yang sama, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menjelaskan bahwa hak asasi Maria akan diperhatikan selama menjalani proses hukum.

"Tadi saya sudah bicara dan saya katakan hukum akan perlakukan degan baik dan perhatikan hak asasinya. Bantuan hukum akan diberikan dan dia punya kuasa hukum dari kedubes dan beliau sekarang Warga Negara Belanda," ungkap Mahfud.

Sebelumnya, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mengekstradisi buronan kasus pembobolan Bank BNI cabang Kebayoran Baru, Maria Pauline Lumowa dari Serbia. Maria merupakan buron sejak 17 tahun lalu.

Adapun dalam menjalankan aksinya Maria membobol kas bank BNI cabang Kebayoran Baru lewat Letter of Credit (L/C) fiktif. Pada periode Oktober 2002 hingga Juli 2003, Bank BNI mengucurkan pinjaman senilai 136 juta dolar AS dan 56 juta euro atau sama dengan Rp 1,7 triliun dengan kurs saat itu kepada PT Gramarindo Group yang dimiliki Maria Pauline Lumowa dan Adrian Waworuntu.

Aksi PT Gramarindo Group diduga mendapat bantuan dari `orang dalam` lantaran bank plat merah itu tetap meneken jaminan L/C dari Dubai Bank Kenya Ltd., Rosbank Switzerland, Middle East Bank Kenya Ltd., dan The Wall Street Banking Corp yang bukan merupakan bank korespondensi BNI.

Pada Juni 2003, pihak BNI yang curiga dengan transaksi keuangan PT Gramarindo Group mulai melakukan penyelidikan dan mendapati perusahaan tersebut tak pernah melakukan ekspor.

Dugaan L/C fiktif ini kemudian dilaporkan ke Mabes Polri, namun Maria Pauline Lumowa sudah lebih dahulu terbang ke Singapura pada September 2003 alias sebulan sebelum ditetapkan sebagai tersangka oleh tim khusus yang dibentuk Mabes Polri. Perempuan kelahiran Paleloan, Sulawesi Utara, pada 27 Juli 1958 tersebut belakangan diketahui keberadaannya di Belanda pada 2009 dan sering bolak-balik ke Singapura.

Akhirnya, Maria ditangkap oleh NCB Interpol Serbia di Bandara Internasional Nikola Tesla, Serbia pada 16 Juli 2019. Kemudian pemerintah melakukan upaya ekstradisi kepada pihak Interpol Serbia.

FOLLOW US