Katakini.com - Penyuap Bupati Kutai Timur Ismunandar, Deky Ariyanto hari ini (4/7/2020) menjalani pemeriksaan lanjutan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ((KPK) setelah ditetapkan sebagai tersangka suap terkait pekerjaan infrastruktur di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur.

"Tersangka DA (Deky Ariyanto) hari ini dibawa ke Jakarta, sedang menuju ke Gedung KPK untuk diperiksa," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri saat dikonfirmasi, Sabtu (4/7/2020).

Sebelumnya Deky diketahui ikut terjaring operasi tangkap tangan (OTT) tim penindakan KPK di Samarinda, pada Kamis, (2/7/2020). Namun pasca tangkap tangan berlangsung, Deky tak langsung digelandang ke markas komisi antirasuah.

Ia justru diamankan di Samarinda, Kalimantan Timur untuk menjalani pemeriksaan intensif di lokasi.

Rencananya, usai diperiksa lebih lanjut di KPK, Deky akan ditahan di Rutan Polres Jakarta Pusat untuk 20 hari pertama. Dengan demikian, Deky bakal mendekam di sel tahanan hingga 22 Juli 2020.

"DA (Deky) ditahan di Polres Jakarta Pusat," kata Ali.

Dalam kasus ini KPK menetapkan tujuh orang sebagai tersangka. Ketujuh orang tersebut yakni Bupati Kutai Timur Ismunandar, Ketua DPRD Encek Unguria Firgasih yang merupakan istri Bupati Ismunandar, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Musyaffa, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Suriansyah, Kepala Dinas PU Aswandini dan dua orang rekanan bernama Aditya Maharani dan Deky Aryanto.

Ismunandar dan istrinya diduga menerima suap dari Aditya Maharani dan Deky Arianto melalui Musyaffa, Aswandini dan Suriansyah. Suap itu diberikan atas sejumlah proyek yang digarap Aditya Maharani dan Deky Arianto di lingkungan Pemkab Kutai Timur.

Dalam OTT kemarin, tim penindakan KPK turut menyita uang tunai sekitar Rp170 juta dan buku rekening yang berisi Rp 4,8 miliar dan sertifikat deposito senilai Rp1,2 miliar.