• News

Penelitian: China Pasang Alat Pelacak Warga Muslim Uighur Sejak 2013

Yahya Sukamdani | Jum'at, 03/07/2020 00:08 WIB
Penelitian: China Pasang Alat Pelacak Warga Muslim Uighur Sejak 2013 Muslim Uighur, China. Foto: minews

Katakini.com - Sebuah penelitian terbaru oleh perusahaan keamanan Lookout mengungkapkan bahwa peretas yang didukung China telah melakukan pelacakan terhadap warga minoritas Muslim Uighur di negara itu sejak 2013.

Tim Intelijen Ancaman Lookout menemukan empat perangkat pengintai Android yang digunakan untuk melacak Uighur: SilkBean, DoubleAgent, CarbonSteal, dan GoldenEagle.

"Tujuan utama aplikasi perangkat pengawas ini adalah untuk mengumpulkan dan mengekstrak data pengguna pribadi ke server perintah dan kontrol," kata tim tersebut.

Menurut mereka, bukti menunjukkan bahwa komunitas Uighur di setidaknya 14 negara lain termasuk Turki dan Kazakhstan juga kemungkinan terpengaruh.

Perusahaan percaya bahwa perangkat lunak berbahaya (malware) itu diunduh pengguna melalui email phishing dan toko aplikasi palsu.

Mereka telah menemukan bukti bahwa pengawasan itu sebagian besar menargetkan warga Uighur dan, pada tingkat lebih rendah, warga Tibet serta tidak menutup kemungkinan komunitas Muslim lainnya.

"Itu seperti menyaksikan pemangsa mengintai mangsanya di seluruh dunia," kata Apurva Kumar, pakar intelijen ancaman di Lookout, kepada New York Times yang dilansir anadolu, Kamis (2/7/2020).

"Ke mana pun warga Uighur China pergi, sejauh apa pun mereka pergi, apakah itu Turki, Indonesia atau Suriah, malware akan mengikuti mereka di sana," lanjut dia.

China dituduh melakukan kebijakan represif terhadap kaum Uighur dan melanggar hak-hak agama, komersial dan budaya mereka.

Menurut laporan PBB, sekitar 1 juta orang, atau sekitar 7 persen dari populasi Muslim di wilayah Xinjiang China, kini dipenjara dalam "kamp pendidikan ulang politik" yang terus berkembang.

Wilayah Xinjiang adalah rumah bagi sekitar 10 juta warga Uighur.

Kelompok Muslim Turki yang membentuk sekitar 45 persen dari populasi Xinjiang itu telah lama menuding otoritas China melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi.

FOLLOW US