• News

Protes Kian Berkecamuk di Amerika Serikat Setelah Kematian Floyd

Ananda Nurrahman | Minggu, 31/05/2020 06:47 WIB
 Protes Kian Berkecamuk di Amerika Serikat Setelah Kematian Floyd Seorang polisi saat membengkuk George Floyd yang menyebabkan kematian

Katakini.com - Demonstrasi terjadi di seluruh Amerika Serikat selama empat hari berturut-turut memprotes kematian seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang terbunuh ketika dia ditangkap oleh seorang polisi kulit putih Minneapolis, Minnesota.

Gelombang protes melanda Minneapolis sejak Senin ketika George Floyd, seorang warga kulit hitam meninggal karena polisi bernama Derek Chauvin menekan lehernya dengan lutut selama lebih dari delapan menit.

Polisi juga bentrok dengan demonstran di Los Angeles dan New York City serta kota-kota lain.

Meskipun protes berlangsung damai, namun sempat terjadi penjarahan, pembakaran dan bentrokan dengan polisi.

Protes juga terjadi di Boston, Massachusetts dan Memphis, Tennessee, Louisville, Kentucky, Detroit, Michigan dan Houston, Texas.

Gelombang protes baru muncul beberapa jam setelah Chauvin didakwa dengan pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan, menurut Jaksa Wilayah Hennepin Michael Freeman di Minneapolis.

Para pengunjuk rasa menuntut penangkapan tiga petugas polisi lainnya yang ditunjukkan dalam rekaman video di tempat kejadian ketika Floyd ditangkap. 

Jumat malam, para pemrotes berkumpul di Minneapolis meskipun ada jam malam yang diberlakukan oleh Wali Kota Jacob Frey. Dan Frey sudah memecat keempat petugasnya.

Sebelumnya sekelompok demonstran berjalan ke Gedung Putih di ibukota negara, namun dihadang oleh polisi dan sempat bentrok dengan pasukan pengawal presiden.

Di Atlanta, pengunjuk rasa Georgia membakar mobil polisi dan memecahkan kaca gerbang depan kantor CNN, menurut video yang beredar di media sosial.

Sebuah situs web berita Kansas City mengatakan hampir 300 orang berkumpul di dekat Country Club Plaza untuk protes. Di Denver, Colorado, Chicago, Illinois dan Oakland, California juga terjadi protes.

Secara keseluruhan, para pemrotes membawa spanduk bertuliskan "Black Lives Matter," dan meneriakkan "No Justice, No Peace!" dan slogan-slogan "Aku tidak bisa bernapas".

Floyd, 46, ditangkap Senin setelah dilaporkan berusaha menggunakan uang kertas USD20 palsu di toko setempat. Rekaman video di Facebook menunjukkan dia diborgol dan kooperatif dengan aparat. Namun polisi mengklaim dia melawan saat ditangkap.

Chauvin menekan lehernya dengan lutut, meskipun Floyd berulang kali memohon, "Aku tidak bisa bernapas."

Tak lama setelah itu, Floyd tampaknya kehilangan kesadaran, tetapi petugas mempertahankan posisinya pada korban. Dia meninggal tak lama setelah dibawa ke rumah sakit.

Sebelumnya Presiden Donald Trump mengatakan dia berbicara kepada keluarga Floyd dan mengirim "belasungkawa terdalam bangsa kita dan simpati yang paling tulus kepada keluarga George Floyd."

Sumber: Anadolu Agency

FOLLOW US