• Sport

Klub Liga Premier Inggris Akan Berlutut di Hari-Hari Khusus Untuk Lawan Rasisme

Akhyar Zein | Kamis, 04/08/2022 11:15 WIB
Klub Liga Premier Inggris Akan Berlutut di Hari-Hari Khusus Untuk Lawan Rasisme Mohammed Salah berlutut di Stadion Anfield sebelum pertandingan (foto: skysports.com)

JAKARTA - Klub sepak bola Liga Premier Inggris tidak akan melakukan prosesi berlutut sebelum bertanding dalam semua pertandingan, tetapi akan memiliki hari-hari khusus untuk melakukannya selama musim 2022-23. Berlutut sebelum pertandingan adalah sebagai bagian dari persatuan melawan diskriminasi dan rasisme, dalam inisiatif liga baru.

"Para pemain akan berlutut pada pertandingan tertentu untuk menyoroti pesan anti-diskriminasi yang sedang berlangsung," kata liga dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, menambahkan bahwa kapten klub "menegaskan kembali komitmen mereka untuk memerangi rasisme dan segala bentuk diskriminasi."

"Para pemain telah memutuskan untuk menggunakan momen-momen tertentu selama kampanye mendatang untuk berlutut, untuk memperkuat pesan bahwa rasisme tidak memiliki tempat di sepak bola atau masyarakat," tambahnya. - Pemain harus berlutut di matchday pertama musim 2022-23, ronde pertandingan `Tidak Ada Ruang untuk Rasisme`, jadwal Boxing Day, final piala.

Liga Premier 2022-23 akan dimulai pada hari Jumat dengan Crystal Palace menghadapi Arsenal di Selhurst Park London.

"Para pemain akan berlutut selama putaran pertandingan pembukaan musim ini, putaran pertandingan Tanpa Ruang untuk Rasisme pada bulan Oktober dan Maret, pertandingan Boxing Day setelah berakhirnya Piala Dunia FIFA Qatar 2022, pertandingan Liga Premier pada hari terakhir kompetisi musim dan Final Piala FA dan Piala EFL," kata pernyataan Liga Premier.

"Kami telah memutuskan untuk memilih momen penting untuk berlutut selama musim ini untuk menyoroti persatuan kami melawan semua bentuk rasisme dan dengan demikian kami terus menunjukkan solidaritas untuk tujuan bersama," kata kapten Liga Premier itu.

Protes berlutut di tempat-tempat olahraga AS dimulai setelah polisi tahun 2020 membunuh George Floyd, seorang pria kulit hitam yang tidak bersenjata, dan kemudian menyebar secara internasional, bersama dengan demonstrasi Black Lives Matter.

FOLLOW US