• Bisnis

Industri Makanan dan Minuman Masih Prospektif

Budi Wiryawan | Rabu, 27/05/2020 01:05 WIB
Industri Makanan dan Minuman Masih Prospektif Makanan Masgouf yang menjadi khas Irak

Katakini.com - Masa depan sektor manufaktur khususnya makanan dan minuman masih cukup prospektif meskipun pasar terimbas pandemi Virus corona (Covid-19).

Kemajuan teknologi dan internet, proses produksi akan lebih efisien. Di samping itu, Indonesia memiliki keunggulan dari letak geografis dan pasar domestik, sehingga dapat dijadikan hub manufaktur di Asean.

“Angka-angka ini menjadi refleksi bahwa tidak bisa dipungkiri jika pasar domestik Indonesia adalah magnet investasi, khususnya industri makanan dan minuman,” ujar Plt. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Farah Indriani, Selasa (26/5/2020).

Meskipun data realisasi investasi BKPM untuk sektor industri makanan pada 5 tahun terakhir menunjukkan adanya fluktuasi, secara rata-rata naik 3 persen per tahun dan tetap berada pada peringkat teratas total realisasi investasi sektor sekunder.

Pada 2017, industri makanan mencapai titik tertinggi dengan total investasi mencapai Rp64,8 triliun atau senilai US$4,86 miliar.

Sementara itu, realisasi investasi industri logam dasar pada 5 tahun terakhir, meskipun tidak selalu menjadi yang teratas, menunjukkan potensi besar yang terlihat dari rata-rata pertumbuhannya mencapai 11 persen per tahun.

“Kalau kita merunut data industri makanan, memang kenaikannya tidak sebanyak investasi industri logam dasar. Indonesia tetap dipercaya oleh investor baik dalam maupun luar negeri” jelas Farah.

Adapun sektor manufaktur menghadapi tantangan sekaligus lompatan yang besar di era kemajuan teknologi digital dan internet, atau kerap kali disebut era industri 4.0.

Pada selama 5 tahun terakhir (2015 – Triwulan I/2020) realisasi investasi di sektor manufaktur mencapai Rp1.348,9 triliun.

Sektor utama yang paling diminati dan menjanjikan adalah industri makanan yang investasinya Rp293,2 triliun (US$21,4 miliar) atau mencakup 21,7 persen dari total investasi.

FOLLOW US