• Gaya Hidup

Buzzer, Politik, dan Tali Beha

Rusman | Minggu, 17/05/2020 02:15 WIB
Buzzer, Politik, dan Tali Beha Ilustrasi tampilan grup facebook

Katakini.com - Sudah sekian tahun ini, aku bikin akun bodong Facebook. Tujuannya untuk memantau para buzzer, tukang bully, hujat-hujatan, hingga pencabulan. Isinya, kebanyakan tidak ada yang layak. Sebagian kecil saja yang isinya waras. `

Kalau akun yang asli sekarang ini, bersih dari urusan hujat-hujat. Kalau ada penghujatan,  tinggal delete atau laporkan spam. aman.

Ada dua akun bodong itu. Satu bergambar wanita seksi dan satunya pria imut. Fenomena dua akun ini sangat menarik. Akun wanita dipenuhi para pria hidung belang. Baru diaktifkan kembali sebulan lalu, ribuan orang sudah minta berteman.

Mau tahu siapa peminatnya? kebanyakan pria bertampang Timur Tengah dan India. Bahkan mereka tergolong aktif menyapa setiap akun wanita salsa ini nongol. Hingga menelepon melalui fitur facebook. Tinggal matikan beres.

Selesai? tidak. Para pria "mesum" ini malah kirim gambar dan video kemaluannya. Ooo..., gampang. Tinggal blokir.  

Apalagi bergabung dengan beragam grup. Dari yang paling jorok, urusan emak-emak, komunitas janda, sampe urusan politik. Grup apapun, tetap saja soal politik jadi dagangannya. "Aku kesepian nih. Temeni malam ini ya," tulis seorang wanita cantik dengan tali beha nyaris terlihat pentilnya di salah satu grup perjodohan.

Sekarang kita pantau dari akun grup politik. Isinya pasti saling hujat menghujat. Paling banyak soal Anies dan Jokowi. Anies diserang karena dianggap tidak layak jadi presiden. Jokowi disikat, karena pro China dan kebijakan "kacau"nya.

Para penghujat ini, begitu rajin saling berbalasan. Seakan hidup untuk membantai musuh-musuhnya. Jari mereka seakan lihai mengetik, hingga tak ada kata yang salah huruf.

Malah aku kadang tertawa sendiri, ketika akhirnya ada penengah kericuhan buzzer yang memasang foto perempuan seksi. Tiba-tiba perdebatan adem ayem. Bah...ternyata urusan "beha" bisa menyelesaikan masalah.

Sejak seminggu ini, perang maya BJPS kesehatan jadi topik yang memanas. Buzzer yang mengatasnamakan pro Jokowi begitu aktif memainkan gendang perangnya. Mereka memasuki semua lini grup sosial media, khususnya Facebook.

Tapi lawannya, bukan lagi kelompok pro Anies Baswedan. Adalah kelompok yang kontra dengan Jokowi. Bahkan banyak pemain baru yang tiba-tiba muncul.

Kelompok pro BPJS kesehatan yang dinaikkan Presiden Joko Widodo jilid 2 ini, begitu hebat. Mereka berargumen dengan memasang banner data. Kesannya, mereka adalah para cendikiawan yang menguasai isue.

Tapi yang menjadi menariknya, ketika ada yang kontra membalasnya. "Hebat, foto akunnya lagi di hutan. Tampang kere.  Tapi bikin banner datanya keren banget. Kok banner kompak sih modelnya."

Yang pro tak mau kalah. "Makanya, belajar biar pinter, jangan asal nyalahin pemerintah."

"Baca dong. Yang naik BPJS  itu kelas 1 dan 2, kelas 3 tetap bayarnya. Jokowi perhatian rakyat miskin," tulis akun pro rakyat.

Yang kontra tak mau kalah. Dia memasang salah satu screen buzzer pro BPJS kesehatan yang sempat mengeluh tidak sanggup bayar, tapi sekarang kampanye pendukung BPJS dan kerap memasang tagline, "jokowihargamati".

Paling lucu kalau kedua kubu ini pasang meme. Jangan ditanya soal bentuknya, dari yang bergambar ala superman sampai ada juga yang kepalanya berganti hewan.

Kalau soal Hoax? jangan ditanya. Disinilah septi tank hoax bejibun banyaknya. Orang Indonesia atau sekarang tren dengan istilah +62, paling jago merancang desain hoax.

Tenang saja, negeri +62 tidak melulu urusan mesum dan politik saja. Dari semua grup yang paling banyak peminatnya, kelompok membawa lebel agama cukup diminati pengikutnya. Misalnya, grup mengkaji ilmu islam diikuti 1,7 juta anggota.

Adalagi grup obat alami herbal mencapai 1,8 juta anggota. Grup terkait resep kuliner mencapai 2,8 juta anggota. Tetap saja, dunia grup facebook  banyak bertaburan grup "seksi";  dari soal jodoh, nikah siri, hingga dangdut koplo. Tinggal dipilah. 

FOLLOW US