• News

Batik Air Terlibat Operasi Pemulangan WNI dari Wuhan

Rizki Ramadhani | Sabtu, 01/02/2020 17:28 WIB
  Batik Air Terlibat Operasi Pemulangan WNI dari Wuhan Pesawat Batik Air terlibat dalam misi kemanusiaan evakuasi WNI dari Kota Wuhan, Hubei, China, 1 Februari 2020


Tangerang, Katakini.com - Maskapai Batik Air terlibat dalam operasi kemanusiaan evakuasi WNI dari Kota Wuhanm Hubei, China, menyusul mengganasnya penyakit mematikan yang dipicu oleh virus corona. Batik menerbangkan pesawat Airbus 330-300CEO, dengan nomor penerbangan ID-8618, hari ini, Sabtu (1/02/2020).  

Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro menyatakan, pesawat berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (CGK) menunju Bandara Internasional Tianhe Wuhan yang terletak di Distrik Huangpi, 26 kilometer utara dari pusat kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

"Layanan operasional penerbangan bernomor ID-8618 adalah misi kemanusiaan bersama pemerintah dalam upaya mendukung program negara," ujar Danang kepada Katakini, di Jakarta, Sabtu (01/02/2020).

Danang menambahkan, pesawat Airbus 330-300CEO terdiri atas 18 kelas bisnis dan 374 kelas ekonomi, dan beregistrasi PK-LDY ini sudah sesuai dengan prosedur keamanan dan keselamatan penerbangan.

"Pesawat membawa 19 kru dan 30 tim medis. Lepas landas dari Soekarno-Hatta pukul 13.00 waktu setempat (Waktu Indonesia Barat, GMT+ 07) dan dijadwalkan tiba di Tianhe Wuhan pada 19.00 waktu setempat (Time in Wuhan, Hubei, China Standard Time, GMT+ 08)," jelas Danang.

Menurut dia, penerbangan berpedoman kepada prinsip-prinsip dan standar operasional prosedur (SOP) kesehatan guna memastikan pengamanan awak pesawat, tim medis, tamu atau penumpang dan lainnya. Armada Airbus 330-300CEO telah didukung oleh peralatan yang dapat menyaring udara di dalam pesawat.

"Setelah pesawat tiba di Indonesia, sesuai SOP akan langsung masuk hangar (pusat perawatan pesawat) guna dilakukan pembersihan, sterilisasi dan perawatan. Untuk awak pesawat setelah selesai bertugas akan menjalani proses karantina kesehatan dalam tahapan pengawasan (monitoring)," jelas Danang menambahkan.

FOLLOW US