• News

Ini Dua Pekerjaan Baru yang Siap Tidak Siap Harus Dihadapi

| Minggu, 19/01/2020 13:49 WIB
Ini Dua Pekerjaan Baru yang Siap Tidak Siap Harus Dihadapi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro (Foto: KSKP)

Jakarta, Katakini.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan para siswa sekolah menengah saat ini akan menghadapi lapangan pekerjaan yang berbeda dengan situasi saat ini.

Dengan demikian, metode pembelajaran Science, Technology, Art, and Mathmatics (STEAM) diharapkan dapat mempersiapkan para siswa untuk lapangan pekerjaan yang di masa depan yang sudah terlihat sejak sekarang.

"Siswa-siswi SMP dan SMA hari ini ketika mereka masuk ke universitas atau nanti ke pasar kerja, benar-benar akan berhadapan dengan kondisi yang benar-benar berbeda dengan yang kita hadapi hari ini, dimana saat itu dampak Revolusi Industri ke empat akan semakin nyata, tapi juga akan membuka kesempatan akan jenis pekerjaan yang baru," kata Menteri Bambang saat meresmikan gedung STEAM di Jakarta Intercultural School (JIS), Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Menristek menuturkan bahwa akan ada pekerjaan yang hilang saat para siswa nanti bekerja, namun ada juga pekerjaan baru yang muncul, salah satunya adalah pilot atau pengendali drone dari jarak jauh di atas tanah.

"BPPT dan PT DI, serta LAPAN dan TNI dalam konsorsium teknologi pertahanan, dalam koordinasi Kemristek/BRIN juga mengembangkan `drone` Elang Hitam Indonesia untuk bidang pertahanan. Tapi `drone` hanyalah drone yang memerlukan pengendali/pilot (dari ruangan kontrol). Oleh sebab itu tentu saja kalian bisa mendaftar menjadi pilot drone di masa depan," ujar dia.

Selain menjadi pilot drone, para siswa nantinya juga dituntut supaya bisa menjadi pembuat konten untuk realitas virtual (virtual reality).

"Untuk bisa menjadi content creator virtual reality yang baik, kalian tidak bisa hanya menjadi ahli matematika, fisikawan, ahli kimia, Anda juga perlu kreatif, perlu mengerti apa yang orang-orang mau, serta selalu mencermati teknologi yang berkembang," terang Bambang.

"Setiap kelompok usia, akan punya keinginan berbeda dalam menggunakan VR (virtual reality). Anda perlu bisa menerjemahkan preferensi orang-orang menjadi konten, dan untuk itulah Anda perlu art," imbuh dia.

Bambang Brodjonegoro berharap sekolah negeri dan swasta di Indonesia, juga membuat konsep pengajaran STEAM, dengan menyediakan satu ruangan interaktif yang dapat menunjukkan kemajuan teknologi.

Kemudian para siswa-siswi tersebut dapat membedah purnarupa teknologi dari berbagai jenis bidang STEAM, yaitu sains, teknologi, enjinering, seni, dan matematika.

Selanjutnya para peserta didik diminta membuat kembali atau menciptakan teknologi tersebut berdasarkan kreativitasnya.
Menristek juga mengungkapkan pentingnya unsur seni dan kreativitas dalam proses belajar berbasis STEAM ini.

"Kami melihat upaya memasukkan seni ini adalah untuk mendorong kreativitas, karena sains, teknologi, enjinering, matematika menunjukkan penguatan background maupun kemampuan dasar, tapi untuk berbuat sesuatu, mereka butuh kreativitas. Yang membuat kita menang dalam kompetisi kadang-kadang kreativitas. Akan lebih baik kalau kreativitas didukung oleh kemampuan dasar yang kuat," tandas dia.

FOLLOW US