• Gaya Hidup

Para Pembelanja Online, Waspada Aplikasi Trojan Shopper

Syafira | Selasa, 14/01/2020 13:56 WIB
Para Pembelanja Online, Waspada Aplikasi Trojan Shopper Ilustrasi penggunaan belanja online, trojan yang dijuluki Shopper ini pertama kali menarik perhatian para peneliti setelah kebingungan yang menyebar dari penggunaan Layanan Aksesibilitas Google.

Jakarta, Katakini.com - Peneliti Kaspersky mendeteksi aplikasi Trojan yang meneror pengguna dengan iklan yang tidak diinginkan dan meningkatkan pemasangan aplikasi belanja online sekaligus mengelabui para pengguna dan pengiklan.

Aplikasi berbahaya tersebut singgah ke toko aplikasi (app store) ponsel cerdas Anda, mengunduh, meluncurkan aplikasi dan meninggalkan ulasan palsu atas nama pengguna, semuanya dilakukan sembari bersembunyi di balik perangkat si pemilik.

Ketika penjualan akhir tahun menyerbu toko-toko, baik para pengguna dan pemilik merek harus selalu waspada.

Saat memilih tempat belanja, para pengguna cenderung sangat bergantung pada ulasan, sementara penjual akan meningkatkan anggaran pada iklan dan aktivitas promosi mereka.

Nyatanya, tidak ada yang dapat dipercaya sepenuhnya pada dunia daring. Pasalnya, aplikasi Trojan terbaru mampu melancarkan aksinya dengan cara meningkatkan pemasangan dan peringkat aplikasi belanja populer, serta menyebarkan sejumlah iklan yang dapat mengganggu pengguna.

Dikabarkan Kaspersky kepada Jurnas.com, Trojan yang dijuluki “Shopper” ini pertama kali menarik perhatian para peneliti setelah kebingungan yang menyebar dari penggunaan Layanan Aksesibilitas Google.

Layanan ini memungkinkan untuk mengatur suara yang dapat membacakan konten aplikasi dan mengotomatisasi interaksi antarmuka pengguna (layanan ini dirancang untuk membantu orang-orang disabilitas).

Namun, di tangan pelaku kejahatan siber, fitur ini dapat menghadirkan ancaman serius bagi pemilik perangkat.

Setelah memiliki izin menggunakan layanan ini, malware dapat memperoleh peluang hampir tak terbatas untuk berinteraksi dengan antarmuka sistem dan aplikasi.

Itu dapat menangkap data yang ditampilkan di layar, menekan tombol bahkan meniru gerakan pengguna.

Belum diketahui bagaimana cara aplikasi berbahaya ini disebarkan, namun peneliti Kaspersky berpendapat bahwa itu dapat diunduh oleh pemilik perangkat dari iklan palsu atau toko aplikasi pihak ketiga saat mencoba untuk mendapatkan aplikasi yang sah.

Aplikasi ini menyamar sebagai aplikasi sistem dan menggunakan ikon sistem bernama ConfigAPK untuk menyembunyikan diri dari pengguna.

Setelah layar tidak terkunci, aplikasi meluncur, mengumpulkan informasi tentang perangkat korban dan mengirimkannya ke server pelaku kejahatan siber. Server kemudian mengembalikan perintah untuk dieksekusi oleh aplikasi.

Pangsa tertinggi pengguna yang terinfeksi oleh Trojan Dropper.AndroidOS.Shopper.a dari Oktober hingga November 2019 adalah di Rusia sebanyak 28,46% pengguna yang dipengaruhi oleh aplikasi shopaholic yang berlokasi di negara tersebut.

Selanjutnya hampir seperlima (18,70%) dari infeksi berada di Brasil dan 14,23% di India. “Terlepas dari kenyataan bahwa saat ini, risiko nyata aplikasi berbahaya tersebut sebatas iklan yang tidak diminta, ulasan dan peringkat palsu yang dilakukan atas nama korban," ujar Igor Golovin, analis malware di Kaspersky.

"Tidak ada yang dapat menjamin bahwa pembuat malware ini tidak akan mengubah muatan mereka untuk motif lainnya," ujar Igor Golovin.

Dikatakan Igor, Sekarang, fokus dari aplikasi berbahaya ini adalah ritel, tetapi dengan kemampuannya yang canggih, memungkinkan pelaku kejahatan siber untuk menyebarkan informasi palsu melalui akun media sosial pengguna dan platform lainnya.

"Misalnya, membagikan video dengan konten apapun yang diinginkan operator di belakang Shopper pada halaman pribadi akun pengguna secara otomatis dan mungkin membagikan informasi tidak jelas di internet," kata Igor.

Menurutnya, produk Kaspersky telah berhasil mendeteksi dan memblokir malware Shopper dengan nama deteksi berikut: Trojan-Dropper.AndroidOS.Shopper.

Agar terhindar dari risiko infeksi oleh ancaman malware seperti ini, disarankan selalu waspada terhadap aplikasi yang mengharuskan penggunaan Layanan Aksesibilitas, jika aplikasi tidak membutuhkan fungsi tersebut.

Kemudian, selalu memeriksa permohonan aplikasi untuk melihat apa saja yang boleh dilakukan aplikasi saat sudah terinstal.

Juga jangan memasang aplikasi dari sumber yang tidak dipercaya, sekalipun mereka diiklankan secara aktif, dan memblokir instalasi program dari sumber yang tidak dikenal di pengaturan ponsel cerdas Anda.

Serta gunakan solusi keamanan seluler andal, seperti Kaspersky Internet Security for Android. Solusi ini dapat membantu mengidentifikasi permintaan dengan potensi bahaya atau ketidakjelasan permintaan dari aplikasi yang diunduh, dan menjelaskan risiko terkait dengan berbagai jenis izin pada umumnya.

FOLLOW US