• News

22 Ribu Mahasiswa Terdampak Banjir dan Longsor di Tiga Provinsi

Vaza Diva | Sabtu, 13/12/2025 14:45 WIB
22 Ribu Mahasiswa Terdampak Banjir dan Longsor di Tiga Provinsi Arsip - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Khairul Munadi (Foto: Ist)

KOTA PADANG - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi mencatat puluhan ribu mahasiswa terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Total sementara mahasiswa yang terkena dampak langsung mencapai sekitar 22 ribu orang.

“Dalam catatan terakhir itu ada sekitar 22 ribu mahasiswa yang terdampak bencana ini,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek Khairul Munadi di Padang, Sabtu.

Pernyataan tersebut disampaikan Khairul Munadi saat menyerahkan bantuan dari Kemendiktisaintek kepada mahasiswa Universitas Andalas yang turut menjadi korban bencana alam tersebut.

Ia menjelaskan, kondisi para mahasiswa yang terdampak sangat beragam, mulai dari terdampak langsung bencana, kerusakan tempat tinggal, hingga orang tua yang ikut menjadi korban.

“Adik-adik mahasiswa yang mengalami langsung bencana ini, seperti orang tuanya yang ikut terdampak akan berdampak pula pada pembiayaan pendidikan mereka,” ujar dia.

Menurut Khairul Munadi, angka 22 ribu mahasiswa tersebut masih bersifat sementara. Pasalnya, sejumlah perguruan tinggi di wilayah terdampak masih terus melakukan pemutakhiran data, sementara sebagian mahasiswa sudah mulai kembali ke daerah asal masing-masing.

Meski demikian, ia menegaskan Kemendiktisaintek akan terus mengawal proses pendataan agar seluruh mahasiswa korban maupun penyintas banjir bandang dan tanah longsor dapat memperoleh bantuan sesuai dengan tingkat kebutuhan dan prioritas.

Di sisi lain, Rektor Universitas Andalas Efa Yonnedi menyampaikan bahwa sejak awal terjadinya bencana, pihak kampus langsung mengambil langkah cepat dengan mendirikan posko tanggap darurat bagi sivitas akademika dan masyarakat sekitar.

“Posko yang kita dirikan ini sangat bermanfaat bagi pusat distribusi logistik, alat kesehatan, obat-obatan dan sebagainya,” ujar Rektor UNAND.

Tak hanya itu, Universitas Andalas juga menurunkan sejumlah dokter dan tenaga medis guna membantu percepatan penanganan dampak bencana di Kabupaten Agam yang menjadi wilayah terdampak paling parah.

Kampus tersebut bahkan membentuk posko komando medis di Kabupaten Agam sebagai pusat koordinasi dengan perguruan tinggi lain di luar Sumatera Barat dalam upaya penanggulangan bencana.