Ilustrasi - gunung dan hamparan hutan (Foto: Pexels)
JAKARTA - Hutan dan gunung selama ini kerap dipandang sekadar bagian dari lanskap atau tujuan wisata dan eksplorasi, padahal keberadaannya merupakan salah satu fondasi utama yang menjaga stabilitas Bumi.
Namun, apa sebenarnya yang akan terjadi jika hutan dibabat habis, gunung dirusak atau digunduli bahkan diratakan? Bagaimana dampaknya pada planet ini, dan bagaimana dampaknya pada penghuni Bumi?
Dikutip dari berbagai sumber, jika fungsi hutan dan gunung tidak bekerja sebagai mestinya, maka wajah planet ini akan berubah drastis dan sistem kehidupan yang kita kenal tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya.
Karena hutan dan gunung berfungsi sebagai pengatur atmosfer, rusaknya dan atau hilangnya fungsi bentang alam ini akan membuat pola cuaca kacau dan angin bergerak tanpa hambatan. Akibatnya, badai menjadi lebih kuat sementara banyak wilayah kehilangan hujan yang selama ini terbentuk melalui proses orografis di sekitar pegunungan.
Kondisi itu akan semakin diperparah karena hutan dan gunung merupakan sumber utama lahirnya sungai besar di muka bumi. Tanpa puncak yang mengumpulkan air hujan, debit sungai melemah hingga akhirnya menghilang dan memaksa wilayah subur berubah menjadi dataran kering.
Sebaliknya, jika musim hujan tiba apalagi dengan intensitas ekstrem, maka airnya tidak akan terserap sebagaimana mestinya. Akibatnya, air hujan terjun bebas ke permukaan tanah, lalu bisa memicu banjir dan longsor yang bisa menyapu berbagai benda dan makhluk hidup di sekitar.
Rusak dan atau hilangnya fungsi gunung juga dapat menurunkan aktivitas tektonik. Sebab, ketiadaan fungsi gunung menandakan berkurangnya dinamika lempeng Bumi. Karena proses pelapukan batuan di pegunungan juga ikut hilang, penyerapan karbon dioksida pun melemah dan mendorong peningkatan suhu global.
Selain itu, rusak dan atau hilangnya fungsi hutan dan gunung juga berarti rusak dan hilangnya salah satu pusat keragaman hayati terbesar di planet ini. Ketika hutan pegunungan, padang rumput tinggi, dan zona rawa lenyap, jutaan spesies endemik kehilangan habitat dan memicu gelombang kepunahan yang mengganggu keseimbangan ekologi.
Perubahan tersebut juga menghilangkan perlindungan alami bagi banyak kota yang selama ini bergantung pada pegunungan untuk menahan angin ekstrem dan mengatur iklim lokal. Tanpa hambatan topografis itu, kawasan padat penduduk akan lebih rentan terhadap badai besar dan fluktuasi suhu yang tiba-tiba.
Pada saat yang sama, rusak dan atau ketiadaan fungsi hutan dan gunung membuat Bumi kehilangan salah satu penghasil mineral terpenting yang selama ini menjadi penopang teknologi modern. Dengan tidak adanya proses geologi yang membentuk logam dan batuan berharga, perkembangan peradaban manusia akan tersendat jauh.
Dengan demikian, Bumi tanpa hutan dan gunung serta fungsinya bukan hanya menjadi planet yang lebih datar dan kurang menarik, tetapi juga jauh lebih panas, kering, dan miskin kehidupan. Hutan dan gunung bukan sekadar elemen estetika alam, melainkan pilar yang memungkinkan kehidupan manusia dan keanekaragaman hayati berkembang hingga seperti sekarang. (*)