• News

Kecam China atas Destabilisasi Laut Cina Selatan, Pentagon Siap Bantu Sekutu

Yati Maulana | Senin, 03/11/2025 22:05 WIB
Kecam China atas Destabilisasi Laut Cina Selatan, Pentagon Siap Bantu Sekutu Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth berjalan bersama stafnya sebelum jamuan makan siang tingkat menteri pada Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu, 1 November 2025. Foto via REUTERS

KUALA LUMPUR - Kepala Pentagon Pete Hegseth pada hari Sabtu mengecam Beijing atas peningkatan "tindakan destabilisasi" di Laut Cina Selatan dan berkomitmen untuk mendukung negara-negara Asia Tenggara dengan teknologi untuk membantu mereka menanggapi bersama ancaman Tiongkok.

Pada hari kedua di Kuala Lumpur yang dipenuhi pertemuan yang mencakup perundingan multilateral dengan sekutu-sekutunya, Australia, Jepang, dan Filipina, Hegseth mengusulkan kepada para menteri pertahanan ASEAN untuk membangun kesadaran bersama atas domain maritim dan mengatakan bahwa Tiongkok telah menunjukkan kurangnya rasa hormat dan mengancam kedaulatan teritorial mereka.

"Anda merasakannya melalui ancaman yang kita semua hadapi dari agresi dan tindakan Tiongkok di Laut Cina Selatan dan di tempat lain," ujarnya.

"Kita perlu mengembangkan kemampuan bersama kita untuk merespons, dan ini termasuk kemampuan untuk memantau perilaku maritim dan mengembangkan perangkat yang memungkinkan kita untuk merespons dengan cepat memastikan bahwa siapa pun yang menjadi sasaran agresi dan provokasi, oleh karena itu, secara definisi, tidak sendirian."

"Tidak ada yang dapat berinovasi dan berkembang seperti Amerika Serikat, dan kami ingin berbagi kemampuan tersebut dengan sekutu dan mitra," tambah Hegseth.

ARMADA PENJAGA PANTAI CHINA
Pernyataan Hegseth muncul sehari setelah angkatan bersenjata Australia, Selandia Baru, Filipina, dan AS mengadakan latihan militer di Laut Cina Selatan, sebuah patroli yang menurut juru bicara militer Tiongkok "sangat merusak perdamaian dan stabilitas".

Beijing mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut Cina Selatan melalui garis pada petanya yang tumpang tindih dengan sebagian zona ekonomi eksklusif Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

Tiongkok telah mengerahkan armada kapal penjaga pantai ratusan kilometer dari daratannya yang telah berulang kali bentrok dengan kapal-kapal Filipina dan dituduh mengganggu aktivitas energi Malaysia dan Vietnam.

Beijing membantah telah bertindak agresif dan mengatakan bahwa penjaga pantainya telah beroperasi secara profesional dalam mempertahankan wilayah Tiongkok dari serangan.

Pada hari Jumat, Menteri Pertahanannya Dong Jun mengatakan bahwa Tiongkok dan ASEAN perlu bekerja sama untuk "menyatukan kekuatan Timur" dan menjaga perdamaian serta stabilitas di Laut Cina Selatan.

UJI COBA SENJATA NUKLIR SECARA BIJAKSANA
Kunjungan Hegseth ke Asia Tenggara terjadi segera setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan di media sosial bahwa ia telah meminta militer AS untuk "mulai menguji senjata nuklir kami", setelah terhenti selama 33 tahun, sebuah langkah yang tampaknya merupakan pesan kepada negara-negara pesaing nuklir, Tiongkok dan Rusia.

Tidak segera jelas apakah yang dimaksud Trump adalah uji coba peledak nuklir, yang akan dilakukan oleh Badan Keamanan Nuklir Nasional, atau uji coba terbang rudal berkemampuan nuklir.

Ketika ditanya oleh wartawan tentang jenis uji coba yang dimaksud Trump, Hegseth mengatakan departemennya akan berkomentar kemudian, menambahkan: "Kami memiliki kemampuan nuklir yang sangat mumpuni, dan mengujinya merupakan hal yang bijaksana."

Dalam pidatonya di forum menteri pertahanan, Hegseth memuji kredibilitas perdamaian Washington dan mengatakan AS berdedikasi untuk membangun militer yang "tak tertandingi dalam kekuatan global", sekaligus menekankan komitmennya kepada sekutu dan mitra di Indo-Pasifik. Ia mengatakan dialog AS dengan Tiongkok penting dan kesempatan untuk berbicara dengan mitranya dari Tiongkok pada hari Jumat sangat berharga, tetapi ia memperingatkan bahwa tindakan Beijing harus diawasi dengan ketat.

"Kami menginginkan perdamaian. Kami tidak menginginkan konflik, tetapi kami harus memastikan bahwa Tiongkok tidak berusaha mendominasi Anda atau siapa pun," ujar Hegseth kepada rekan-rekan ASEAN.