JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadian Irfani, mengatakan bahwa peran pondok pesantren lebih dari sekadar lembaga pendidikan agama.
Menurut Politisi Fraksi PKB ini, kiprah pesantren penting dalam membangun fondasi moral dan kebangsaan yang telah ikut membentuk wajah Indonesia sejak sebelum kemerdekaan. Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan diskusi dialektika demokrasi di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (16/10).
“Pondok pesantren adalah kawah candradimuka bagi pembentukan moral, adat, dan etika bangsa. Dari pesantren lahir para pejuang, ulama, dan negarawan yang menjaga negeri ini dengan doa dan pengabdian,” ujar Lalu dalam keterangan resmi dikutip pada Sabtu (18/10).
Ia menegaskan, pesantren memiliki peran besar dalam melahirkan generasi beradab dan berakhlak. Menurutnya, di tengah hiruk pikuk modernitas dan gaduhnya politik hari ini, pesantren tetap menjadi ruang yang mengajarkan keikhlasan dalam diam dan kesunyian.
“Menjaga muruah pesantren bukan hanya soal membela lembaga pendidikan keagamaan, tetapi juga menyembuhkan luka moral bangsa. Ketika santri tetap tersenyum dalam sabar, di situlah kita belajar makna kemenangan sejati,” ucapnya penuh keyakinan.
Dalam kesempatan itu, ia menegaskan bahwa DPR RI saat ini tengah membahas revisi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Salah satu poin penting revisi ini adalah memperjelas posisi pendidikan pesantren agar memiliki kesetaraan hak dengan lembaga pendidikan umum.
“Insyaallah dalam revisi UU Sisdiknas nanti, kami akan mempertegas pengakuan terhadap pendidikan pesantren dan lembaga keagamaan lainnya. Negara harus hadir memastikan hak-hak pesantren setara dengan pendidikan umum,” kata Lalu.
Ia juga mendorong agar nilai-nilai luhur yang diajarkan di pesantren, seperti adab, moral, sopan santun, dan penghormatan kepada guru, dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan nasional.
“Etika dan karakter yang tumbuh di pesantren seharusnya menjadi contoh bagi lembaga pendidikan umum. Kami akan mendorong agar pendidikan karakter berbasis nilai pesantren masuk dalam kurikulum nasional,” jelasnya.
Menurutnya, peran pesantren dalam membentuk pemimpin bangsa tidak dapat dipungkiri. Banyak santri yang kini menjadi tokoh-tokoh nasional, pemikir, dan penggerak pembangunan.
“Negara harus mengakui dan menghargai kontribusi pesantren. Karena dari pesantrenlah lahir generasi yang mencintai tanah air dan mengabdi dengan ketulusan,” pungkasnya