• Gaya Hidup

Matcha dan Kopi, Lebih Efektif Mana untuk Atasi Kantuk?

M. Habib Saifullah | Minggu, 12/10/2025 14:05 WIB
Matcha dan Kopi, Lebih Efektif Mana untuk Atasi Kantuk? Matcha latte. (FOTO: GETTY IMAGE)

JAKARTA - Rasa kantuk sering kali datang di saat yang tidak tepat seperti ketika harus bekerja, belajar, atau menghadapi rapat penting. Banyak orang mengandalkan minuman berkafein untuk mengusir rasa kantuk, dan dua pilihan yang paling populer adalah kopi dan matcha.

Keduanya sama-sama mengandung kafein, zat stimulan alami yang membantu tubuh tetap terjaga, tetapi cara kerjanya berbeda. Pertanyaannya, manakah yang lebih efektif untuk melawan kantuk: kopi atau matcha?

Kopi sudah lama dikenal sebagai sumber kafein paling kuat di antara minuman alami. Dalam satu cangkir kopi ukuran sedang, terdapat sekitar 80 hingga 120 miligram kafein, tergantung dari jenis biji dan cara penyeduhannya.

Kafein dalam kopi bekerja cepat sekitar 15 hingga 30 menit setelah diminum, zat ini mulai diserap ke dalam aliran darah dan memblokir reseptor adenosin di otak.

Adenosin sendiri adalah zat yang membuat seseorang merasa lelah atau mengantuk. Ketika efeknya terhambat, otak menjadi lebih aktif dan tubuh terasa segar serta waspada. Itulah sebabnya, banyak orang merasa “bangkit kembali” hanya beberapa menit setelah menyeruput secangkir kopi panas di pagi hari.

Namun, efek kopi yang cepat datang juga memiliki sisi lain. Ketika kadar kafein mulai menurun, tubuh bisa mengalami penurunan energi secara tiba-tiba, kondisi yang dikenal sebagai caffeine crash.

Inilah alasan mengapa beberapa orang merasa lesu atau bahkan gelisah setelah efek kopi menghilang. Konsumsi kopi berlebihan juga dapat menimbulkan efek samping seperti jantung berdebar, naiknya asam lambung, atau gangguan tidur jika diminum terlalu malam.

Sementara itu, matcha menawarkan pengalaman yang berbeda. Bubuk teh hijau khas Jepang ini juga mengandung kafein, tetapi dalam jumlah yang lebih rendah, rata-rata 25 hingga 70 miligram per cangkir.

Walau lebih sedikit, matcha memiliki keunggulan dari kandungan alami bernama L-theanine, asam amino yang memberikan efek tenang dan membantu meningkatkan fokus tanpa menyebabkan kantuk.

L-theanine memperlambat penyerapan kafein ke dalam tubuh, sehingga energi yang dihasilkan lebih stabil dan bertahan lebih lama dibandingkan kopi.

Efek kafein dalam matcha muncul secara bertahap, tidak secepat kopi, tetapi memberi hasil yang lebih lembut dan tidak menimbulkan lonjakan energi yang berlebihan.

Kombinasi kafein dan L-theanine menciptakan rasa tenang namun tetap fokus — membuat matcha sering disebut sebagai minuman “jernih pikiran”. Karena sifatnya yang menenangkan, matcha juga tidak menimbulkan efek gugup atau jantung berdebar yang sering dialami peminum kopi.

Selain efeknya terhadap energi, matcha juga unggul dalam hal kandungan antioksidan. Matcha kaya akan katekin, terutama EGCG (Epigallocatechin Gallate), yang dikenal dapat melawan radikal bebas dan mendukung metabolisme tubuh.

Kandungan antioksidan matcha bahkan disebut mencapai lebih dari seratus kali lipat dibandingkan teh hijau biasa. Di sisi lain, kopi juga mengandung antioksidan seperti asam klorogenat yang bermanfaat bagi metabolisme dan kesehatan jantung, tetapi efek stimulannya lebih kuat dan cenderung menekan rasa lelah secara instan.

Secara keseluruhan, baik kopi maupun matcha sama-sama efektif dalam mengatasi kantuk, hanya saja keduanya memiliki karakter yang berbeda.

Kopi bekerja cepat dan memberikan dorongan energi seketika, cocok untuk mereka yang membutuhkan semangat instan di pagi hari atau saat bekerja lembur. Sementara matcha memberikan efek yang lebih lembut, bertahan lama, dan membantu menjaga fokus tanpa menyebabkan kelelahan setelahnya.

Pilihan antara kopi dan matcha pada akhirnya bergantung pada kebutuhan dan kondisi tubuh masing-masing. Jika seseorang membutuhkan energi cepat dalam waktu singkat, kopi mungkin menjadi pilihan terbaik.

Namun, bagi mereka yang ingin tetap terjaga dan fokus tanpa merasa gelisah atau mengalami gangguan tidur, matcha bisa menjadi alternatif yang lebih seimbang.