JAKARTA - Kanker payudara hingga kini masih menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti, terutama oleh perempuan. Meski faktor genetik berperan dalam meningkatkan risiko, banyak kasus kanker payudara yang sebenarnya dipicu oleh gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari.
Sering kali tanpa disadari, rutinitas yang dianggap sepele justru memperbesar potensi penyakit mematikan ini.
Para ahli kesehatan menekankan bahwa pencegahan kanker payudara tidak hanya bergantung pada pemeriksaan medis, tetapi juga pada upaya menghindari kebiasaan buruk yang bisa memicu sel kanker berkembang.
Mengenali dan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat adalah langkah sederhana namun sangat berpengaruh untuk menekan risiko sejak dini.
Kebiasaan Buruk yang Meningkatkan Potensi Kanker Payudara
1. Jarang Berolahraga
Gaya hidup sedentari atau minim aktivitas fisik meningkatkan risiko obesitas, yang berkaitan erat dengan potensi kanker payudara. Olahraga teratur membantu menstabilkan hormon dan menjaga metabolisme tubuh.
2. Konsumsi Makanan Tidak Sehat
Pola makan tinggi lemak jenuh, makanan cepat saji, dan minim serat bisa memperbesar risiko kanker. Sebaliknya, makanan sehat seperti buah, sayur, dan ikan berlemak justru melindungi tubuh.
4. Sering Mengonsumsi Alkohol
Alkohol dapat memengaruhi kadar estrogen dalam tubuh dan merusak DNA sel. Kebiasaan ini terbukti meningkatkan kemungkinan munculnya kanker payudara.
5. Merokok
Kandungan zat karsinogen dalam rokok tidak hanya berbahaya bagi paru-paru, tetapi juga dapat memicu pertumbuhan sel abnormal di jaringan payudara.
6. Kurang Tidur dan Pola Hidup Tidak Teratur
Tidur yang tidak cukup atau sering begadang dapat mengganggu hormon, termasuk melatonin yang berperan dalam melawan pertumbuhan sel kanker.
7. Stres Berkepanjangan
Tekanan emosional yang tidak dikelola dengan baik memicu ketidakseimbangan hormon, yang dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko kanker payudara.
8. Mengabaikan Pemeriksaan Rutin
Tidak melakukan pemeriksaan mandiri (SADARI) atau klinis (SADANIS) membuat tanda awal kanker payudara tidak terdeteksi. Padahal, semakin dini ditemukan, semakin besar peluang sembuh.