• News

Mendikdasmen Sebut Kepala Sekolah Miiki Peran Strategis Kelola Satuan Pendidikan

Agus Mughni Muttaqin | Selasa, 23/09/2025 23:25 WIB
Mendikdasmen Sebut Kepala Sekolah Miiki Peran Strategis Kelola Satuan Pendidikan Mendikdasmen Abdul Mu`ti saat menutup kegiatan Pelatihan Bakal Calon Kepala Sekolah (BCKS) Angkatan 2 Tahun 2025 di Kantor BBGTK Provinsi Jawa Barat, pada Senin (Foto: Ist/Kemendikdasmen)

JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menegaskan pentingnya peran kepala sekolah dalam dunia pendidikan. Kepala sekolah digambarkan sebagai otak yang mengendalikan jalannya pendidikan di sekolah.

Menurut Mendikdasmen, kepala sekolah juga ibarat mata yang memegang visi dan cara pandang dalam merancang berbagai program pembelajaran. Kepala sekolah harus menjadi pendengar yang baik, mampu menerima masukan dengan terbuka, serta menjadi pembicara yang efektif dalam menyampaikan ide dan arahan.

“Ibarat tubuh, kepala sekolah itu ya kepalanya yang menentukan bagaimana citra sekolahan secara keseluruhan dan yang menentukan kemana arah pendidikan satu-satuan pendidikan,” kata menteri Mu’ti dalam keterangan tertulis.

Hal tersebut disampaikannya saat menutup kegiatan Pelatihan Bakal Calon Kepala Sekolah (BCKS) Angkatan 2 Tahun 2025 di Kantor BBGTK Provinsi Jawa Barat, pada Senin (22/9). 

Lebih lanjut, Mendikdasmen menambahkan bahwa seorang pemimpin harus berani mengambil risiko. Menjadi kepala sekolah berarti menentukan arah kemajuan lembaga yang dipimpin, sehingga tidak boleh menjadi kepala yang biasa-biasa saja dan harus menjadi pemimpin yang agile.

Menteri Mu’ti menekankan bahwa pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar, namun walaupun memikul beban tersebut, ia tetap harus meninggalkan kesan yang indah dan berkesan selama masa jabatannya.

“Pemimpin yang agile itu pemimpin yang tidak mudah goyah oleh guncangan. Dia bisa bertahan dan bisa adaptif. Agile itu kira-kira kalau ditiup ke kiri, dia goyah ke kiri. Dia goyah ke kanan, dia goyah ke kanan. Tapi dia tetap punya visi, dia tidak tumbang. Itu agile. Karena pemimpin itu memang harus siap berubah,” ujarnya.

Menteri Mu’ti juga berpesan agar Kepala Sekolah harus selalu memiliki komitmen sebagai pemimpin yang melayani atau yang dikenal dengan konsep servant leadership. Ia menjelaskan bahwa kepemimpinan seperti ini menuntut sikap untuk menjadikan profesi sebagai sarana memberi manfaat bagi orang lain, dengan orientasi melayani dan memberi.

“Kepala sekolah itu senantiasa memiliki komitmen sebagai pemimpin yang melayani. servant leadership. Sikap dimana kita menjadikan profesi kita ini untuk memberi yang bermanfaat bagi orang lain. Orientasi melayani, orientasi memberi.

Sementara itu, Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan (KSPSTK), Iwan Junaedi menyampaikan bahwa berdasarkan data terakhir pada 7 Mei 2025 hingga 21 September 2025 progres kebutuhan Kepala Sekolah Nasional telah menurun sebanyak 51,55%.

“Progres pemenuhan kebutuhan Kepala Sekolah Nasional, baik negeri maupun swasta telah menurun sekitar 51,55%,” kata Iwan.

Program BCKS salah satunya bertujuan mengisi kekosongan kepala sekolah di berbagai satuan pendidikan dengan menyiapkan calon-calon pemimpin yang siap dan kompeten. Pelatihan ini bertujuan untuk menyiapkan pemimpin sekolah masa depan.