JAKARTA - Sepanjang Semester I tahun 2025, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) sukses bukukan pendapatan operasi (operating revenue) sebesar USD1,07 miliar atau setara Rp17,7 triliun (kurs Rp16.600 per USD).
Raihan ini meningkat sebesar USD24 juta atau setara Rp398,3 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Sementara itu, EBITDA tumbuh sebesar USD10 juta atau Rp165 miliar dibandingkan Semester I-2024 menjadi USD250 juta atau setara Rp4,1 triliun pada 2025, meskipun beban operasional turut naik sebesar USD50 juta atau Rp829 miliar menjadi USD1,03 miliar atau setara Rp17,09 triliun.
Direktur Niaga Garuda Indonesia, Reza Aulia Hakim, mengatakan dari sisi operasional, jumlah penumpang yang dilayani naik 104 ribu menjadi 5,37 juta orang.
Kapasitas kursi yang disediakan juga meningkat 133 ribu menjadi 6,85 juta kursi, sementara angkutan kargo melonjak 933 ribu kilogram menjadi 67,20 juta kilogram.
Adapun dari sisi armada, hingga Semester I-2025 Garuda Indonesia mengoperasikan 58 pesawat layak terbang (40 narrow body dan 18 wide body). Jumlah rute dan destinasi mengalami sedikit penurunan.
Garuda kini mengoperasikan 70 rute (50 domestik dan 20 internasional), turun 8 rute dibanding periode sebelumnya, dengan 52 destinasi (37 domestik dan 15 internasional), turun satu destinasi dibanding tahun lalu.
“Kami berhasil menambah frekuensi sebesar 2.809 menjadi 37.880, dengan jumlah kapasitas 6,85 juta seat, dan jumlah penumpang naik 104 ribu dibandingkan tahun lalu,” ujar Reza.
Pada kesempatan itu, Reza juga melaporkan bahwa ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP) rata-rata Garuda pada Semester I-2025 mencapai 86,02 persen, naik 2,36 poin persentase dibanding periode sebelumnya.