JAKARTA - Dalam pandangan Islam, laki-laki dan perempuan memang diciptakan dengan fitrah yang berbeda. Namun, perbedaan tersebut bukanlah bentuk ketidakadilan, melainkan sarana agar keduanya bisa saling melengkapi dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat. Allah SWT menegaskan bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki kemuliaan yang sama di sisi-Nya.
Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT pada surat An-Nisa ayat 32:
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِن فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan… dan mohonlah kepada Allah karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nisa: 32)
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap perbedaan merupakan ketetapan Allah yang penuh keadilan. Laki-laki dan perempuan sama-sama mendapat hak dan tanggung jawab sesuai dengan fitrahnya masing-masing.
Rasulullah SAW juga menegaskan dalam sabdanya:
إِنَّ الْمَرْأَةَ أَخٌ لِلرَّجُلِ
(Sesungguhnya perempuan itu adalah saudara kandung laki-laki) (HR. Abu Dawud).
Hadis ini mengingatkan bahwa meskipun memiliki peran yang berbeda, laki-laki dan perempuan tetap memiliki kedudukan yang mulia di hadapan Allah.
Dalam kehidupan rumah tangga, laki-laki diberi amanah sebagai pemimpin, pelindung keluarga, sekaligus pengambil keputusan. Sementara itu, perempuan memiliki keutamaan dalam pengasuhan anak, menjaga kehormatan, serta menghadirkan keseimbangan emosional.
Perbedaan ini merupakan rahmat Allah SWT. Secara fisik, laki-laki umumnya memiliki kekuatan lebih besar, sedangkan perempuan dikaruniai kelembutan hati serta kepekaan yang tinggi. Kombinasi keduanya menjadikan keluarga dan masyarakat berjalan seimbang.
Contohnya, kasih sayang seorang ibu dalam mendidik anak akan melengkapi peran ayah sebagai pelindung yang tegas. Dengan begitu, harmoni dalam keluarga dapat terwujud, sesuai dengan tujuan syariat Islam.