JAKARTA - Seorang anak perempuan berusia sembilan tahun dari Thamrassery, distrik Kozhikode, Kerala, India, dilaporkan meninggal dunia setelah terinfeksi Naegleria fowleri, organisme yang dikenal dengan sebutan “amoeba pemakan otak”.
Infeksi ini menyebabkan Primary Amoebic Meningoencephalitis (PAM), penyakit langka namun sangat mematikan.
Mengutip Times of India pada Minggu (21/9), kasus ini menjadi yang keempat di distrik tersebut sepanjang tahun ini. Sebelumnya, seorang bayi berusia tiga bulan meninggal dunia akibat infeksi serupa, sementara satu pasien lainnya masih dalam perawatan intensif.
Menurut keterangan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Naegleria fowleri merupakan amuba bebas yang biasanya ditemukan di air tawar hangat maupun tanah. Amuba ini dapat masuk ke tubuh melalui rongga hidung ketika seseorang berenang atau mandi di air yang tercemar, misalnya di kolam atau danau.
“Manusia tidak dapat terinfeksi N. fowleri dari air minum yang terkontaminasi amuba, Manusia juga tidak menularkan amuba atau PAM kepada orang lain,” kata CDC.
Gejala infeksi umumnya muncul tiga hingga tujuh hari setelah paparan. Tanda-tandanya antara lain demam, muntah, sakit kepala, gangguan penciuman atau perasa, hingga halusinasi dan kejang. Karena berkembang cepat dan sulit dikenali, infeksi ini sering berakhir fatal hanya dalam lima hingga 18 hari setelah gejala timbul.
Ahli kesehatan di Kerala mengaitkan meningkatnya kasus dengan faktor lingkungan seperti polusi dan perubahan iklim, selain juga lebih banyaknya pengujian untuk sindrom ensefalitis akut. Menanggapi hal tersebut, Departemen Kesehatan Kerala telah menyiapkan protokol perawatan khusus untuk menangani pasien yang dicurigai terinfeksi.
Pemerintah setempat juga mengimbau masyarakat agar menghindari berenang di air tawar hangat yang tergenang, terutama pascahujan deras. Selain itu, penggunaan air bersih yang telah disaring atau disterilkan sangat dianjurkan saat melakukan irigasi hidung maupun pembersihan hidung.