• Bisnis

Kementrans Salurkan Bantuan untuk Renovasi Sekolah Transmigran Papua Barat

M. Habib Saifullah | Jum'at, 19/09/2025 11:15 WIB
Kementrans Salurkan Bantuan untuk Renovasi Sekolah Transmigran Papua Barat Wakil Menteri Transmigrais (Wamentrans) saat berkunjung ke Sekolah Dasar Inpres 13 di Satuan Pemukiman 4, Kampung Udapi Hilir, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat (Foto: Humas Kementrans)

JAKARTA - Kementerian Transmigrasi (Kementrans) menyalurkan bantuan sebesar Rp1,8 miliar untuk merenovasi sekolah, sarana air bersih, juga untuk pembangunan tempat ibadah, dan jalan lingkungan di kawasan transmigrasi Provinsi Papua Barat.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi saat berkunjung ke SD Inpres 13 di Satuan Pemukiman 4, Kampung Udapi Hilir, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.

"Semua adalah bagian dari realisasi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto melalui Kementrans," kata Wamentrans dalam keterangannya, Jumat (19/9/2025).

Sebagai sekolah yang dibangun Kementrans dan untuk anak transmigran dan masyarakat yang tinggal di kawasan transmigrasi, ujar Wamentrans, pihaknya ikut bertanggungjawab meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kawasan transmigrasi.

"Kami ingin anak di kawasan transmigrasi menjadi manusia yang unggul, cerdas, dan inovatif," kata dia.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, Viva Yoga akan berkolaborasi dengan kementerian terkait, pemerintahan provinsi, dan pemerintah kabupaten. Di APBN Tahun 2026, Kementrans akan tetap membantu sekolah-sekolah di kawasan transmigrasi.

"Anggarannya sudah dialokasikan," kata Wamentrans.

Dia berharap semua aspek pembangunan berjalan di kawasan transmigrasi agar mampu memenuhi segala kebutuhan transmigran dan warga setempat.

"Kita ingin pembangunan secara eskalatif di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dan budaya agar semua sejahtera dan bahagia," kata dia.

Dalam kunjungan di SD Inpres 13, diketahui pula bahwa mayoritas muridnya masih dari anak transmigran, generasi ketiga atau keempat. Salah satu murid sekolah itu, Benidiktus Mayabubun, sekarang menjadi guru di tempat itu.

"Saya transmigran asal Brebes, Jawa Tengah," ujar pria Jawa yang memiliki nama Papua itu.

Beni menyebut dirinya alumni STKIP Muhammadiyah Manokwari. Sebagai guru ia menyebut murid-muridnya anak transmigran dari Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.

"Anak warga lokal juga banyak yang sekolah di sini," kata dia.