Begini Kerasukan Pespektif Islam dan Sains

M. Habib Saifullah | Sabtu, 13/09/2025 13:30 WIB
Begini Kerasukan Pespektif Islam dan Sains Ilustrasi kerasukan (Foto: Unsplash/Lan Gao)

JAKARTA - Kerasukan atau yang dalam bahasa sehari-hari sering disebut `kesurupan` merupakan fenomena yang kerap muncul di masyarakat, terutama dalam konteks ritual atau kejadian tertentu.

Fenomena ini sering menimbulkan rasa takut sekaligus tanda tanya, apakah kerasukan benar-benar terjadi karena gangguan makhluk halus, ataukah dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan modern?

Dalam pandangan Islam dan sains, fenomena ini memiliki penjelasan yang berbeda namun sama-sama menarik untuk dikaji.

Dalam Islam, kerasukan dikenal dengan istilah masyhur sebagai kondisi ketika jin atau setan menguasai tubuh manusia.

Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 275 menyebutkan, orang yang makan riba digambarkan “tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila.”

Ayat ini sering dijadikan dasar oleh para ulama bahwa kerasukan akibat jin memang diakui keberadaannya. Hadis Nabi Muhammad SAW juga banyak yang menjelaskan tentang kemampuan jin untuk memengaruhi manusia.

Oleh karena itu, ruqyah syar’iyyah, yaitu bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dan doa tertentu, dianjurkan sebagai salah satu ikhtiar penyembuhan bagi mereka yang mengalami kerasukan.

Namun, sains modern memiliki sudut pandang yang berbeda. Para ahli psikologi dan kedokteran mengkategorikan kerasukan sebagai fenomena psikologis yang sering terkait dengan gangguan kejiwaan, sugesti, trauma, atau kondisi stres berat.

Dalam dunia medis, fenomena ini dikenal dengan istilah dissociative trance disorder (gangguan trans disosiatif). Gejalanya meliputi hilangnya kesadaran, perubahan perilaku drastis, hingga tidak mengenali diri sendiri.

Faktor budaya juga berperan besar, sebab di masyarakat yang masih mempercayai hal mistis, kejadian kerasukan lebih sering muncul sebagai bentuk ekspresi kejiwaan kolektif.

Meski penjelasan agama dan sains terlihat berbeda, keduanya tidak jarang saling melengkapi. Islam mengajarkan bahwa kesehatan jiwa dan raga harus dijaga, serta tidak menutup kemungkinan bahwa gangguan jin bisa nyata terjadi.

Sementara sains menekankan pentingnya pendekatan medis dan psikologis untuk mengatasi gejala yang muncul. Dalam praktiknya, banyak kasus kerasukan yang ditangani dengan kombinasi doa, ruqyah, dan terapi medis.

Di Indonesia sendiri, fenomena kerasukan sering terjadi di sekolah, pabrik, atau tempat kerja. Pakar psikologi menyebut hal ini sebagai bentuk mass hysteria atau histeria massal, di mana sugesti dan tekanan emosional kolektif membuat banyak orang mengalami gejala yang sama dalam waktu bersamaan.

Meski begitu, bagi sebagian masyarakat, penjelasan spiritual tetap dianggap lebih meyakinkan.

Keywords :


Kesurupan Islam
.
Sains Kerasukan
.