JAKARTA - Penerapan darurat militer merupakan langkah ekstrem yang ditempuh pemerintah ketika situasi keamanan dianggap mengancam stabilitas negara.
Kondisi ini memberi kewenangan luas kepada aparat keamanan untuk mengendalikan aktivitas masyarakat, mulai dari pembatasan gerak, sensor informasi, hingga penertiban di ruang publik.
Dalam sejarah, sejumlah negara pernah memberlakukan darurat militer saat menghadapi krisis politik, konflik bersenjata, hingga kudeta.
Bagi masyarakat sipil, memahami apa yang harus dilakukan saat kondisi ini diberlakukan sangat penting agar tetap aman dan tidak melanggar aturan yang berlaku.
Berikut enam hal yang perlu diperhatikan:
1. Patuhi Aturan dan Instruksi Resmi
Masyarakat harus mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah atau aparat keamanan, seperti jam malam, pembatasan perjalanan, atau larangan berkumpul. Pelanggaran bisa berujung pada penahanan atau sanksi hukum.
2. Batasi Aktivitas di Luar Rumah
Jika tidak mendesak, sebaiknya tetap berada di rumah. Situasi darurat militer rawan terjadi razia, bentrokan, atau penindakan di ruang publik.
3. Simpan Dokumen Identitas Selalu
Kartu identitas seperti KTP, SIM, atau paspor wajib selalu dibawa. Aparat berhak memeriksa identitas kapan saja sebagai bagian dari pengawasan keamanan.
4. Hindari Penyebaran Informasi Tidak Terverifikasi
Di era media sosial, hoaks bisa cepat menyebar. Saat darurat militer, penyebaran informasi palsu bukan hanya berbahaya, tetapi bisa berujung jerat hukum. Pastikan hanya membagikan informasi dari sumber resmi.
5. Siapkan Kebutuhan Pokok
Masyarakat dianjurkan menyiapkan bahan makanan, obat-obatan, serta kebutuhan sehari-hari secukupnya. Pasalnya, akses ke pasar atau toko bisa terganggu karena adanya pembatasan aktivitas.
6. Jaga Komunikasi dengan Keluarga dan Tetangga
Koordinasi dengan orang terdekat penting untuk saling menjaga keselamatan. Pastikan ada cara komunikasi alternatif jika jaringan telepon atau internet dibatasi.