Ini Pandangan Islam tentang Pemimpin yang Zalim

Vaza Diva | Jum'at, 29/08/2025 04:04 WIB
Ini Pandangan Islam tentang Pemimpin yang Zalim Ilustrasi - pemimpin zalim (Foto: Sindonews)

JAKARTA - Gelombang demonstrasi yang terus terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan pemimpin mereka.

Dalam konteks ini, muncul pertanyaan besar: bagaimana Islam memandang seorang pemimpin yang zalim, yaitu pemimpin yang bertindak sewenang-wenang, menindas rakyatnya, atau abai terhadap keadilan?

Dalam ajaran Islam, kepemimpinan adalah amanah yang sangat berat. Seorang pemimpin bukan hanya bertanggung jawab kepada rakyatnya, tetapi juga akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ»

“Seorang pemimpin adalah penggembala, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas gembalaannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa pemimpin wajib mengayomi, menyejahterakan, dan menjaga keadilan bagi rakyatnya. Jika seorang pemimpin justru menindas rakyat atau membuat kebijakan yang merugikan mereka, maka ia telah berbuat zalim.

Al-Qur`an secara tegas melarang perbuatan zalim. Allah SWT berfirman:

وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ ۖ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ

“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim, yang menyebabkan kamu disentuh api neraka...” (QS. Hud: 113)

Ayat ini menunjukkan bahwa mendukung atau membiarkan kezaliman tanpa upaya perbaikan adalah sikap yang tercela dalam pandangan Islam.

Ulama juga menjelaskan bahwa rakyat memiliki hak untuk menyampaikan kritik, nasihat, bahkan perlawanan terhadap pemimpin zalim, selama dilakukan dengan cara yang sesuai syariat, tidak merusak, dan tetap menjaga kemaslahatan umum.

Fenomena demonstrasi besar yang kerap terjadi di Indonesia menjadi bentuk nyata dari aspirasi rakyat. Dari perspektif Islam, menyuarakan kebenaran di hadapan pemimpin yang zalim bahkan disebut sebagai jihad terbaik. Rasulullah SAW bersabda:

«أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ»

“Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kalimat yang benar di hadapan penguasa yang zalim.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

Hadis ini menegaskan bahwa rakyat tidak boleh diam terhadap kezaliman, melainkan berhak dan bahkan dianjurkan untuk menyuarakan keadilan.