JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), Cucun Ahmad Syamsurijal, menekankan pentingnya menghapus stigma lama bahwa santri kurang update (kudet) atau tertinggal dalam perkembangan zaman dan berkontribusi terhadap angka pengangguran.
Hal ini ia sampaikan dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Pondok Pesantren Sa’adatuddaroin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (17/8/2025).
Cucun menekankan bahwa santri saat ini justru mulai menjadi pelopor transformasi pendidikan yang ramah teknologi. Ia mencontohkan sistem pembelajaran di SMP dan SMA Habib Bina Cendikia yang berada di bawah naungan pesantren tersebut.
"Saya lihat di sini pembelajaran sudah paperless, setiap kelas sudah disiapkan smartbot. Anak-anak menggunakan tablet atau iPad yang terkoneksi langsung dengan sistem pembelajaran. Mereka bahkan sudah mempelajari coding," kata Cucun.
Menurut dia, keterampilan coding dan pemahaman teknologi informasi adalah kunci agar santri bisa beradaptasi dengan dunia kerja modern.
Ia menegaskan bahwa aplikasi-aplikasi digital yang berkembang saat ini lahir dari pemahaman mendalam tentang kode-kode pemrograman, dan santri pun harus mampu menguasainya.
"Tidak ada lagi stigma bahwa santri ketinggalan zaman atau menjadi penyumbang pengangguran. Justru dari pesantren-pesantren seperti ini akan lahir santri-santri yang siap terjun ke masyarakat, menguasai IT, dan berkontribusi nyata untuk bangsa," kata dia.
Cucun menambahkan, transformasi pendidikan pesantren bukan berarti meninggalkan pendidikan agama, melainkan memperkaya santri dengan keterampilan tambahan yang relevan dengan kebutuhan zaman.
"Kami semua sedang mendorong transformasi pendidikan pesantren. Santri tetap mendalami ilmu agama, tapi juga ditopang dengan pengetahuan teknologi. Dengan begitu, mereka tidak hanya siap di bidang spiritual, tetapi juga siap menghadapi tantangan era digital," kata Cucun.