JAKARTA - Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin menilai bahwa kisruh yang dihadapi oleh Bupati Pati Sudewo karena kurangnya sensitifitas dia selaku pejabat negara.
Dia melihat persoalan yang terjadi di Pati, Jawa Tengah lebih terhadap gaya kepemimpinan serta komunikasi antara pejabat dengan masyarakatnya.
"Karena slip of the tongue, salah ngomong, tidak sensitif itu justru, meskipun niatnya bisa saja baik, niatnya baik tapi kalau disampaikan dengan cara-cara yang komunikasinya nggak baik, apalagi pejabat publik yang sangat harus punya tingkat atau daya sensitifitas tinggi," kata Sultan saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Sultan mengatakan bahwa dirinya tidak begitu berfokus pada akibat dari kisruh yang terjadi di Pati, namun ia menekankan pentingnya komunikasi dan kepemimpinan seorang pejabat.
"Tapi lebih kepada leadership, gaya itu sangat mempengaruhi bagaimana publik itu bisa merespon baik atau enggak," ujar dia.
Untuk mengatasi kejadian serupa terulang kembali, Sultan mengatakan bahwa pihaknya akan pengawasan dan memastikan kebijakan pusat dan daeah tetap selaras.
Sebelumnya, demo masyarakat kabupaten Pati, Jawa Tengah, menjadi sorotan secara publik. Bupati Pati Sudewo diminta mundur dari jabatannya usai berencana menaikan kebijakan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250%.
Meski sudah membatalkan rencana itu dan meminta maaf kepada masyarakat. Gelombang masyarakat yang meminta Sudewo turun dari jabatannya masih besar.