• News

Usai Serukan Mundur, Trump Bertemu CEO Intel dan Memujinya

Yati Maulana | Kamis, 14/08/2025 14:05 WIB
Usai Serukan Mundur, Trump Bertemu CEO Intel dan Memujinya CEO Intel Lip-Bu Tan berpidato di atas panggung di Taipei, Taiwan, 19 Mei 2025. REUTERS

WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump mengatakan ia bertemu dengan CEO Intel, Lip-Bu Tan pada hari Senin, beberapa hari setelah meminta pengunduran dirinya, memuji Tan dan menyebut pertemuan itu "sangat menarik."
Saham produsen chip tersebut naik 3% dalam perdagangan yang diperpanjang.

Minggu lalu, Trump menuntut pengunduran diri Tan segera, menyebutnya "sangat berkonflik" atas hubungannya dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok, yang menambah ketidakpastian dalam upaya pemulihan yang telah dilakukan produsen cip tersebut selama bertahun-tahun.

Trump mengatakan ia bertemu dengan Tan, bersama Menteri Perdagangan Howard Lutnick dan Menteri Keuangan Scott Bessent. Anggota kabinetnya dan Tan akan menyampaikan saran kepadanya minggu depan, kata Trump dalam sebuah unggahan di Truth Social.

"Keberhasilan dan kebangkitannya adalah kisah yang luar biasa," kata Trump tentang Tan.

Tan telah berinvestasi di ratusan perusahaan Tiongkok, beberapa di antaranya terkait dengan militer Tiongkok, Reuters melaporkan secara eksklusif pada bulan April. Warga negara AS tidak melanggar hukum untuk memiliki saham di perusahaan-perusahaan Tiongkok kecuali perusahaan-perusahaan tersebut telah ditambahkan ke Daftar Perusahaan Kompleks Industri-Militer Tiongkok milik Departemen Keuangan AS, yang secara eksplisit melarang investasi semacam itu.

Tan telah ditugaskan untuk memperbaiki kesalahan langkah selama bertahun-tahun yang membuat Intel kesulitan menembus industri chip AI yang sedang berkembang pesat dan didominasi oleh Nvidia, sementara ambisi manufaktur kontrak yang berfokus pada investasi besar-besaran justru menyebabkan kerugian besar.

Dalam kurun waktu sekitar enam bulan sebagai CEO Intel, Tan melakukan perubahan strategis besar-besaran yang mencakup divestasi aset, PHK karyawan, dan pengalihan sumber daya.

Namun, tuntutan pengunduran diri Tan hanya akan mengalihkan perhatiannya dari tugas tersebut, ungkap investor dan mantan karyawan senior kepada Reuters.

Tan kini berupaya meyakinkan Trump bahwa ia tetap orang yang tepat untuk menghidupkan kembali produsen chip Amerika yang tersohor itu.

Tan bertemu dengan Trump untuk berdiskusi secara terbuka dan konstruktif mengenai komitmen perusahaan untuk memperkuat kepemimpinan teknologi dan manufaktur AS, ungkap Intel dalam sebuah pernyataan. Perusahaan tersebut mengatakan akan bekerja sama erat dengan pemerintah untuk "memulihkan perusahaan Amerika yang hebat ini."

Intervensi Trump ini merupakan contoh langka di mana seorang presiden AS secara terbuka menyerukan pemecatan seorang CEO dan menimbulkan pertanyaan tentang kendalinya atas urusan perusahaan. Hal ini juga terbukti dalam perjanjian yang meminta Nvidia dan AMD untuk memberikan pemerintah AS 15% dari pendapatan penjualan di China.