• Info DPR

Legislator: Cek Kesehatan dan Makan Gizi Gratis Harus Libatkan Semua Pihak

Aliyudin Sofyan | Kamis, 07/08/2025 16:23 WIB
Legislator: Cek Kesehatan dan Makan Gizi Gratis Harus Libatkan Semua Pihak Dialetika Demokrasi bertajuk CKG & Gizi Gratis: Strategi Preventif Pastikan Generasi Indonesia Emas yang digelar Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Biro Pemberitaan DPR RI di Jakarta, Kamis (7/8/2025). Foto: kwp/katakini

JAKARTA – Program cek Kesehatan gratis dan makan bergizi gratis harus benar-benar melibatkan berbagi pihak, sehingga tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah bisa tercapai dengan baik.

Demikian disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI Cellica Nurrachadiana dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertema "CKG & Gizi Gratis: Strategi Preventif Pastikan Generasi Indonesia Emas" yang digelar Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Biro Pemberitaan DPR RI di Jakarta, Kamis (7/8/2025).

“Harus benar-benar berkolaborasi dengan baik agar tujuan apa yang diharapkan bisa tercapai dengan baik,” kata Cellica.

Menurutnya, hingga per 1 Agustus kemarin jumlah yang cek Kesehatan gratis baru diangka 16 juta dari total seluruh penduduk Indonesia. Sedangkan target kementerian kesehatan sekitar 53 juta anak.

“Kami di komisi sembilan selain melakukan sosialisasi, juga melakukan pengawasan di lapangan. Apa saja kendala yang selama ini ditemukan. Juga tindak lanjutnya seperti apa setelah hasil cek Kesehatan diketahui ada penyakit yang harus diobati,” katanya.

Terkait masalah makan bergizi gratis, kata Cellica, Presiden berharap selain tentunya anak-anak memakan menu gizi seimbang, mereka juga memiliki badan yang sehat.

“Harapannya nanti di 2045 mereka akan tumbuh menjadi anak-anak yang kuat, cerdas, bebas dari stunting, dan memiliki intelektual. Sehingga bisa paripurna menyambut Indonesia emas 2045,” katanya.

Anggora Komisi XIII Yanuar Arif Wibowo mengatakan, Cek Kesehatan Gratis dan Makan Bergizi Gratis merupakan program jangka Panjang. Targetnya sekitar 20 tahun ke depan, yakni untuk menyongsong generasi emas 2045. “Jadi berbagai Upaya untuk menyongsong Indonesia Emas 2045 harus segera kick off,” kata Yanuar.

Meskipun demikan Yanuar memberikan beberapa catatan. Di antaranya, permasalahan Kesehatan, termasuk stunting banyak muncul dan berasal dari pedesaan. “Oleh karenanya, infrasturktur rumah sakit, termasuk Puskesmas, yang selama ini masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah, harus segera diselesaikan,” katanya.

Ade Reza Hariyadi, Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Krisnadwipayana (Unkris) mengatakan, program Cek Kesehatan Gratis dan Makan Gizi Gratis perlu didukung oleh semua pihak. “Proram ini menyangkut masa depan bangsa. Anak-anak usia sekolah nanti akan memegang estafet kepemimpinan. Dengan akses kesehatan dan makan bergizi terpenuhi, maka mereka kelak diharapkan akan tumbuh sebagai generasi masa depan yang memang tidak hanya sehat tetapi juga memiliki kualifikasi yang mumpuni,” kata Ade.

Meskipun demikian, kata Ade, sebagai program strategis, masih perlu banyak penyempurnaan terutama dari aspek political planning menjadi teknokratik planning. “Inilah yang saya kira menjadi satu tantangan di dalam pelaksanaan program tersebut,” katanya.

“Tentu karena ini satu program baru yang usianya masih sangat belia, masih memungkinkan berbagai macam kesempatan untuk melakukan adjustment agar program ini jauh lebih sempurna, lebih efektif, dan memenuhi apa yang menjadi visi politik dari pada pemerintah dan Presiden  Prabowo,” pungkasnya.