• Bisnis

NFA Dorong Percepatan Bantuan Pangan dan Serapan Komoditas Lokal

Eko Budhiarto | Selasa, 22/07/2025 17:35 WIB
NFA Dorong Percepatan Bantuan Pangan dan Serapan Komoditas Lokal Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA, Andriko Noto Susanto, saat mendampingi kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI ke kawasan UPLAND, Desa Pujon Kidul, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (21/7/2025).(foto:NFA)

MALANG – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus mendorong sinergi yang lebih kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional. Salah satu fokus utamanya adalah percepatan penyaluran Bantuan Pangan (Banpang) Beras serta optimalisasi serapan hasil pertanian lokal. Keduanya menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan sistem pangan yang lebih adil, tangguh, dan berpihak pada petani.

Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA, Andriko Noto Susanto, saat mendampingi kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI ke kawasan UPLAND, Desa Pujon Kidul, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (21/7/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Andriko menyoroti pentingnya kolaborasi yang erat antara pemerintah pusat dan daerah, khususnya dalam mempercepat distribusi Banpang Beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM).

“Mengingat realisasi bantuan pangan di Jawa Timur masih sekitar 4 persen, sehingga kami minta pemda kabupaten/kota turut mempercepat distribusi agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat,” tegas Andriko.

Program Banpang Beras yang dialokasikan untuk Juni dan Juli 2025 sejak Juni 2025 ditujukan kepada 18,3 juta KPM secara nasional. Karena itu, keterlibatan aktif pemda sangat penting agar bantuan tersebut dapat segera sampai ke tangan masyarakat.

Selain Banpang, Andriko juga mengingatkan perlunya percepatan penyaluran beras untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di tingkat konsumen. Beras SPHP ini merupakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang telah memenuhi standar kualitas dan disalurkan melalui berbagai lembaga, seperti PT Pos Indonesia, Perum Bulog, ID Food, PTPN, PIHC, UPT Kementerian Pertanian, TNI-Polri, serta Koperasi Desa Merah Putih. Penyalurannya dikawal ketat oleh Satgas Pangan guna memastikan distribusi yang efisien dan tepat sasaran.

Dalam dialog bersama Komisi IV dan kelompok tani, NFA juga menampung berbagai aspirasi dari petani. Salah satu isu yang mencuat adalah rendahnya harga bawang merah di tingkat produsen yang kerap tidak menguntungkan. Menanggapi hal ini, Andriko menegaskan bahwa NFA telah mengambil langkah konkret.

“Kami telah menerbitkan Peraturan Badan Nomor 12 Tahun 2024 tentang harga acuan pembelian dan penjualan untuk bawang merah, baik di tingkat produsen maupun konsumen. Kami berharap ini dijadikan acuan oleh pelaku usaha, baik dalam membeli dari petani maupun dalam menjual ke konsumen. Ini penting agar harga lebih adil dan petani terlindungi,” jelasnya.

Lebih lanjut, NFA mendorong agar hasil panen bawang merah dan produk olahan pertanian lainnya dari kawasan UPLAND Pujon Kidul dapat terhubung dengan program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) serta jaringan Koperasi Desa Merah Putih. Keterhubungan ini diharapkan dapat membuka pasar yang lebih luas dan berkelanjutan bagi produk petani lokal.

“Selain pasar reguler, hasil panen juga harus dikoneksikan dengan dua program strategis itu. Ini agar berapa pun jumlah panen di daerah Pujon bisa terserap pasar dengan baik,” ujar Andriko.

Ketua Rombongan kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI, I Nyoman Adi Wiryatama, menyampaikan pentingnya peran aktif pemerintah daerah dalam menyukseskan program bantuan pangan yang telah dialokasikan pemerintah pusat. Ia menegaskan bahwa keberhasilan program bantuan pangan tidak hanya ditentukan oleh kebijakan pusat, tetapi juga oleh pelaksanaan yang efektif di tingkat daerah.

“Kami di Komisi IV mendorong agar sinergi ini ditingkatkan, khususnya dalam mempercepat distribusi bantuan pangan dan juga menyerap hasil panen petani. Jangan sampai hasil pertanian melimpah tapi tidak ada jaminan pasar. Ini bisa menurunkan semangat petani,” ungkap Slamet.

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, dalam keterangan terpisah menegaskan bahwa penguatan sistem pangan nasional harus berangkat dari kolaborasi multipihak yang konkret dan terukur.

“Yang terpenting adalah keberpihakan terhadap petani dan masyarakat. Negara hadir melalui program bantuan pangan, stabilisasi harga, dan penyerapan komoditas lokal. Namun semua ini hanya bisa berhasil jika seluruh pihak, terutama pemerintah daerah, ikut bergerak aktif,” ujar Arief.