• Bisnis

Perkuat CBP, Pemerintah Tambah Target Serapan Satu Juta Ton Beras

Eko Budhiarto | Minggu, 20/07/2025 19:45 WIB
Perkuat CBP, Pemerintah Tambah Target Serapan Satu Juta Ton Beras Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat meninjau Gudang Bulog Meger di Klaten, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025). (foto:NFA)

KLATEN – Pemerintah akan menambah target penyerapan beras dalam negeri sebesar 1 juta ton. Langkah ini diambil untuk menjaga harga gabah di tingkat petani tetap stabil serta memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) guna menjamin ketahanan pangan nasional hingga akhir tahun 2025.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa penyerapan tambahan ini akan menjadi bagian dari upaya mempercepat perputaran stok di Perum Bulog,

"Badan Pangan Nasional dalam waktu dekat akan menugaskan Bulog terkait penambahan serapan sampai dengan akhir tahun sebesar 1 juta ton, seperti hasil keputusan Rakortas Kemenko Pangan beberapa waktu lalu," ujar Arief saat meninjau Gudang Bulog Meger di Klaten, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025).

Penambahan target serapan setara beras produksi dalam negeri ini untuk memastikan harga gabah petani tetap terjaga di kisaran minimal Rp 6.500 per kilogram (kg), serta menjaga stok beras pemerintah tetap dinamis.

Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras dalam negeri Januari sampai Agustus 2025 diproyeksikan dapat mencapai sampai total 24,96 juta ton. Sementara jika dibandingkan pada periode yang sama di 2024 ada surplus produksi 3,08 juta ton, karena total produksi saat itu di 21,88 juta ton.

Selanjutnya produksi Januari-Agustus pada 2023 ada surplus 1,33 juta ton karena produksinya 23,63 juta ton. Surplus produksi terjadi pula di 2022 sebesar 1,3 juta ton dengan produksi saat itu di 23,66 juta ton.

Terhadap kondisi ketersediaan beras nasional di tahun ini, mengacu pada Proyeksi Neraca Beras, dengan total proyeksi produksi beras sampai Agustus dapat mencapai 24,96 juta ton, lalu ditambahkan pasokan dari impor beras khusus 279,15 ribu ton, menjadikan total ketersediaan beras secara nasional Januari-Agustus 2025 berada di 25,24 juta ton.

Dari itu, total konsumsi beras Januari-Agustus membutuhkan 20,66 juta ton, sehingga diperkirakan masih ada surplus antara ketersediaan stok dengan konsumsi beras selama Januari-Agustus sejumlah 4,58 juta ton

Adanya surplus ketersediaan terhadap kebutuhan konsumsi tersebut, per 18 Juli Perum Bulog telah berhasil menyerap setara beras sebanyak 2,73 juta ton atau 91,19 persen dari target 3 juta ton berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025 Tentang Pengadaan dan Pengelolaan Gabah/Beras Dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Dengan adanya tambahan target nantinya, maka total target serapan menjadi 4 juta ton. Untuk itu, keberpihakan pemerintah terhadap petani Indonesia harus terus dilanjutkan melalui penyerapan beras produksi dalam negeri dengan harga minimal Rp 6.500 per kg.

"Apalagi pemerintah saat ini sedang mengeluarkan stok beras ke masyarakat, yaitu penyaluran bantuan pangan dengan volume sekitar 360 ribu ton dan juga untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan atau SPHP beras sebesar 1,3 juta ton. Lalu akan masuk 1 juta ton (tambahan target serapan). Jadi memang diatur demikian supaya turnover stok Bulog bisa terjaga," ujar Arief.

"Ini bentuk kesiapan pemerintah dalam menjaga dan memperkuat cadangan pangan pemerintah, utamanya yang menjadi tugas dan kewenangan badan pangan nasional yang dibantu oleh Bulog tentunya yang selalu ditugaskan untuk ini," tambahnya.

Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menegaskan pihaknya mendukung kelancaran penyerapan tambahan ini sesuai penugasan dari pemerintah melalui Badan Pangan Nasional.

“Kami saat ini sedang membangun tim yang melibatkan seluruh stakeholder, termasuk jajaran TNI dan Polri. Selain tambahan serapan 1 juta ton beras, kami juga ditugaskan untuk menyerap jagung sebanyak 1 juta ton,” jelas Rizal.

Tambahan 1 juta ton serapan ini akan melibatkan sinergi seluruh elemen, termasuk mitra penggilingan padi dan instansi lintas sektor.

Kebijakan ini disambut positif oleh pelaku usaha penggilingan padi. Ketua Umum PERPADI Sutarto Alimoeso menyatakan bahwa penambahan serapan akan mendorong penguatan jejaring antara Bulog dan mitra di daerah.

“Kami siap membangun jaringan distribusi yang lebih baik dan solid. Jika seluruh pihak bersinergi, saya yakin target tambahan ini bisa tercapai bersama,” ungkap Sutarto.