• Info MPR

Lestari Moerdijat: Dorong Langkah Antisipatif dalam Menyikapi Dampak Konflik Global

Agus Mughni Muttaqin | Rabu, 02/07/2025 22:29 WIB
Lestari Moerdijat: Dorong Langkah Antisipatif dalam Menyikapi Dampak Konflik Global Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat (Foto: Humas MPR)

JAKARTA - Dorong upaya antisipatif dalam menyikapi dampak konflik global terhadap perekonomian nasional. 

Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam sambutan tertulisnya saat membuka diskusi daring bertema Dampak Ekonomi Keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Israel dan Iran 2025 yang diselenggarakan Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (2/7). 

"Langkah antisipatif harus mampu dipersiapkan dengan baik dalam upaya mewujudkan perlindungan bagi setiap warga negara dari dampak ekonomi akibat konflik global yang terjadi," katanya.

Menurut Lestari, kenaikan harga minyak dan gas akibat konflik Israel-Iran mempengaruhi ekonomi global, termasuk Indonesia.

Dalam kondisi ini, Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat, kebijakan fiskal dan jaminan pemenuhan kebutuhan energi setiap negara mesti diperkuat. 

Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu mendorong sejumlah langkah untuk penguatan sektor ekonomi itu didasari atas dasar semangat negara untuk melindungi setiap anak bangsa. 

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap, para pemangku kepentingan, para pakar, dan masyarakat dapat berkolaborasi dengan baik untuk  melahirkan sejumlah solusi dalam mengatasi dampak ekonomi akibat konflik global yang terjadi. 

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto berpendapat, DPR saat ini sedang menyusun asumsi makro yang salah satu dasar perhitungannya adalah sektor energi.

Menurut Sugeng, kita perlu memitigasi kondisi saat ini dengan cermat, mengingat Indonesia saat ini murni pengimpor minyak. Bila harga minyak dunia melampaui harga minyak yang ditetapkan di APBN, Sugeng menilai, dampaknya akan ke mana-mana.

Menurut Sugeng, patokan harga minyak mentah Indonesia di APBN saat ini ditetapkan US$82 per barel. Dampak konflik Israel-Iran menyebabkan harga minyak mencapai US$78 per barel. 

"Bersyukur harga minyak dunia saat ini belum melampaui harga patokan di APBN kita," ujarnya. 

Menurut Sugeng, berbagai upaya efisiensi dan pemanfaatan energi baru terbarukan harus segera dilakukan untuk meredam dampak gejolak harga BBM akibat konflik global.

Analis Kebijakan Ahli Madya, Kemenko Perekonomian RI, Thasya Pauline berpendapat, dalam lima tahun terakhir, pasca pandemi, dampak global mempengaruhi ekonomi nasional. 

Tensi geopolitik saat ini dan negosiasi dagang Amerika Serikat, jelas Thasya, mengancam perekonomian global.

Menurut Thasya, dampak konflik Israel-Iran jauh lebih kecil daripada dampak yang dipicu konflik Rusia-Ukrania.

Mengingat, tambah dia, Rusia dan Ukrania menyumbang 2,54% nilai ekspor dunia per tahun. Sementara Iran dan Israel hanya menyumbang 0,03% ekspor dunia. 

Meski begitu, tegas Thasya, kita harus tetap mewaspadai perkembangan konflik Israel-Iran dan melakukan mitigasi yang tepat untuk mengantisipasi dampaknya. 

Menurut Thasya, pemanfaatan energi bersih dengan meningkatkan energi baru terbarukan dalam bauran energi yang dimanfaatkan masyarakat, harus segera direalisasikan.