• Sport

Sejarah Bola, dari Kulit Jahitan Tangan hingga Sensor Canggih

Vaza Diva | Rabu, 25/06/2025 11:40 WIB
Sejarah Bola, dari Kulit Jahitan Tangan hingga Sensor Canggih Ilustrasi - bola yang dulu hanya terbuat dari jahitan tangan, sekarang mempunyai teknologi canggih berupa sensor (Foto: Ist)

Jakarta, Katakini.com - Perjalanan teknologi bola dalam ajang Piala Dunia telah mengalami transformasi besar sejak awal abad ke-20.

Dahulu, bola sepak dibuat dari kulit yang dijahit manual, lengkap dengan renda sebagai pengikat di bagian atas—sebuah desain yang kini terasa kuno dan tidak efisien.

Perubahan besar pertama datang dari inovasi tim Hongaria pada Piala Dunia 1950. Mereka memperkenalkan bola tanpa renda yang menjadi awal dari perbaikan desain dan material bola yang terus berlangsung hingga sekarang.

Tahun 1970 menjadi tonggak bersejarah ketika Adidas meluncurkan bola Telstar di Meksiko. Panel hitam-putih sebanyak 32 bagian tak hanya menciptakan desain ikonik, tetapi juga membuat bola lebih mudah terlihat di layar televisi hitam-putih yang masih umum digunakan saat itu.

Kemajuan desain kembali terlihat di edisi 1998 lewat bola Tricolore, bola Piala Dunia pertama yang menampilkan warna penuh. Dirancang khusus untuk mencerminkan semangat tuan rumah Prancis, bola ini membawa unsur budaya dan estetika ke dalam dunia sepak bola.

Tahun 2002 hingga 2006, bola seperti Fevernova memperkenalkan penggunaan material sintetis sepenuhnya. Dengan struktur modern dan bahan dasar poliuretan, bola ini menunjukkan peningkatan dalam hal ketahanan terhadap air dan konsistensi gerakan di lapangan.

Masuk ke era digital, bola Telstar 18 di Piala Dunia 2018 menampilkan teknologi canggih dengan enam panel tanpa jahitan dan integrasi chip NFC. Meski chip tersebut lebih bersifat pemasaran—terhubung ke smartphone pengguna—kehadirannya mencerminkan arah baru dalam pemanfaatan teknologi.

Inovasi mencapai puncaknya di Qatar 2022 lewat bola Al Rihla. Bola ini dibekali inertial measurement unit (IMU), sensor gerak yang memungkinkan pencatatan data secara real-time untuk sistem offside semi-otomatis VAR. Teknologi ini memungkinkan wasit membuat keputusan lebih akurat dalam hitungan detik.

Meskipun berbagai teknologi disematkan, performa bola tetap dipertahankan. Karakter pergerakannya di udara tetap dinamis, namun dengan kestabilan lebih tinggi dan kemampuan integrasi data yang tidak mengganggu pemain di lapangan.

Evolusi bola Piala Dunia membuktikan bahwa sepak bola tidak hanya berkembang dari sisi taktik dan atlet, tetapi juga dari aspek teknologi yang mendukung jalannya pertandingan.