Jakarta, Katakini.com - La Liga Spanyol telah lama menjadi magnet bagi para pesepak bola muda dari Amerika Latin. Daya tariknya bukan hanya terletak pada reputasi kompetisi yang sarat gengsi, tapi juga karena adanya kesamaan filosofi permainan antara tim-tim Spanyol dengan gaya khas Amerika Selatan.
Tak sedikit pemain muda yang menapakkan kaki di Spanyol sebagai talenta mentah dan akhirnya tumbuh menjadi ikon sepak bola dunia, menjadikan tanah Matador sebagai tempat kelahiran karier legendaris mereka.
Messi bergabung dengan akademi La Masia saat berusia 13 tahun dan menjalani debut senior di usia 17. Dia tumbuh menjadi ikon klub dengan torehan 10 gelar La Liga, 4 Liga Champions, serta rekor gol yang sulit ditandingi hingga kini.
Datang dari Santos pada usia 21 tahun, Neymar langsung menjadi bintang di bawah asuhan Luis Enrique. Bersama Messi dan Suárez, Neymar membawa Barcelona meraih treble musim 2014/15 dan meninggalkan warisan sebagai salah satu pemain paling flamboyan di era modern.
Meski hanya semusim membela Barcelona, Ronaldo mampu mencetak 47 gol dalam satu musim di semua kompetisi pada 1996/97. Aksinya memikat dunia dan menjadikannya sebagai striker paling ditakuti di Eropa pada masa itu.
Ronaldinho datang ke Barcelona pada 2003 dan langsung menyulap suasana klub yang sedang terpuruk menjadi tim penuh semangat. Dia memenangkan dua gelar La Liga dan satu Liga Champions sambil memukau dunia dengan senyum dan magis di lapangan.
Direkrut dari Flamengo pada usia 18 tahun, Vinícius sempat diragukan karena inkonsistensi. Namun dia menjawab kritik dengan penampilan luar biasa, termasuk mencetak gol penentu di final Liga Champions 2022 dan menjadi simbol generasi baru Madrid.
Agüero tiba di Atlético Madrid saat masih 18 tahun dan langsung menjadi mesin gol andalan. Dia mencetak lebih dari 100 gol untuk klub dan membantu klub meraih gelar Liga Europa pada 2010 sebelum berkarier gemilang di Inggris.
Rodrygo direkrut dari Santos saat berusia 18 tahun dan langsung memberi dampak di panggung Eropa. Aksi dramatisnya saat mencetak dua gol ke gawang Manchester City di semifinal Liga Champions 2022 menjadi salah satu momen ikonik karier mudanya.
Valverde datang dari Peñarol di usia 18 tahun dan berkembang jadi motor lini tengah Madrid. Daya jelajah, disiplin, dan fleksibilitas posisinya menjadikannya andalan utama dalam skuad asuhan Carlo Ancelotti.
Di María didatangkan dari Benfica saat masih muda dan langsung menjadi kreator serangan utama Real Madrid. Dia berperan besar dalam keberhasilan tim meraih La Décima pada 2014 sebelum hengkang ke Inggris.
Setelah kesulitan di Liga Premier, Forlán menemukan kejayaan di La Liga dengan dua gelar top skor dan satu trofi Liga Europa bersama Atlético. Dia dikenal sebagai penyerang tajam dengan akurasi luar biasa dan mentalitas kuat.