Jakarta, Katakini.com - Perselingkuhan seringkali terjadi dalam kesunyian rutinitas, dan data menunjukkan tempat kerja menjadi lokasi utama terjadinya ketidaksetiaan.

Survei global yang melibatkan responden Indonesia mengungkap bahwa 85 persen peristiwa perselingkuhan bermula dari lingkungan pekerjaan. Di tengah budaya kerja dan tekanan sosial di Indonesia, beberapa profesi tampak memiliki risiko lebih tinggi.

Menghimpun dari berbagai sumber, ada beberapa profesi yang paling sering muncul dalam laporan perselingkuhan. Beberapa profesi bahkan konsisten muncul sebagai "peringkat teratas", berikut ulasannya.

1. Sales / Pemasaran

Profesi sales menempati posisi tertinggi dalam survei, dengan tingkat perselingkuhan mencapai sekitar 14,5 persen.

Mobilitas tinggi, interaksi sosial intens, dan peluang kerja sama dengan klien membuat mereka sering berada di lingkungan yang memancing kedekatan emosional, membuka kemungkinan terjadinya hubungan di luar pernikahan.

2. Guru dan Pendidik

Pada umumnya menduduki peringkat kedua dengan angka sekitar 13,7 persen. Guru sering menghadapi kelelahan emosional dan stres karena tanggung jawab besar, membuka peluang mencari dukungan emosional dari rekan sejawat. Dalam riset lokal, profesi ini muncul berulang sebagai salah satu profesi paling rentan.

3. Tenaga Kesehatan (Dokter dan Perawat)

Profesi medis selalu muncul dalam jajaran atas. Sekitar 12,5 persen tenaga medis mengaku pernah selingkuh. Tekanan shift panjang, intensitas kerja tinggi, kepercayaan mitra kerja, dan budaya lembur di rumah sakit memberi peluang untuk relasi emosional yang mendekat di luar komitmen.

4. Transportasi dan Penerbangan

Termasuk pilot, pramugari, serta pekerja logistik. Survei global mencatat angka 9,8 persen untuk transportasi dan logistik. Sementara sektor penerbangan masuk dua besar profesional perselingkuhan.

5. Finance & Perbankan

Profesi keuangan identik dengan tekanan kerja tinggi, jam panjang, dan lingkungan eksklusif menjadi faktor yang dapat memperbesar peluang relasi personal di luar normatif.