Jakarta, Katakini.com - PDKT, atau pendekatan, selalu menjadi bagian yang menarik dalam kisah asmara anak muda. Banyak cara yang digunakan untuk meraih hati seseorang yang diidam-idamkan.
Namun, coba kita sejenak mengenang masa lalu, saat kata "nembak" lebih sering diucapkan secara langsung, bukan lewat direct message (DM) atau emoji-emoji di media sosial.
Meski terdengar kuno, cara-cara PDKT zaman dulu justru bisa membuat kita tertawa jika dikenang. Walau mungkin terkesan agak ketinggalan zaman, namun ada nuansa romantis yang khas dari setiap usaha tersebut.
Sebelum media sosial seperti Instagram, TikTok, atau aplikasi kencan, para remaja zaman dulu punya gaya pendekatan yang sekarang mungkin terdengar aneh atau dianggap jadul.
Zaman sekarang mungkin anak muda lebih pilih chat WA yang bisa dihapus jika ditolak. Tapi dulu? Surat cinta tulis tangan adalah senjata utama.
Biasanya surat cinta ini diselipkan ke tas, laci meja sekolah, atau ditipkan lewat teman. Enggak jarang surat ditaburi disemprot parfum, dan ditutup dengan kertas lipat origami berbentuk hati. Bikin baper maksimal!
Pulsa jadi mata uang cinta di era 2000-an. Satu SMS bisa bikin deg-degan, apalagi kalau isinya "Selamat malam, mimpi indah ya :)".
Lebih hebohnya lagi, kalau lagi bokek, pendekatannya pakai missed call. Kalau dibalas missed call juga, itu artinya, cinlok detected!
Absurd? Iya, tapi cara ini pernah romantis pada zamannya. Remaja zaman dulu sering banget menulis nama gebetan di halaman terakhir buku tulis, kadang dikasih inisial hati, atau singkatan nama yang disamarkan.
Kalau ketahuan guru? Malu setengah mati!
Sebelum Spotify merajai dunia, bluetooth dan infrared jadi sarana mengirim sinyal cinta. Kalau seseorang tiba-tiba meminta ponselmu untuk mentransfer lagu Westlife, Dewa 19, atau Sheila on 7, itu tandanya dia naksir!
Sekarang? Kirim link Spotify pun kadang dianggap basi.
Yang satu ini bentuk perjuangan yang enggak main-main. Naksir anak orang? Harus siap nerima risiko diteleponin balik sama bokapnya! Apalagi kalau di seberang telepon malah muncul suara ayah si cewek.
Zaman dulu, alasan buat mendekati gebetan bisa sesimpel, “Eh, PR Matematika kamu udah belum?” atau “Punya tipe-x nggak? Tadi aku salah nulis". Padahal, modusnya cuma ingin mengobrol.
Waktu radio masih berjaya, berkirim salam lewat penyiar adalah bentuk kode keras ke gebetan. “Salam sayang buat kamu yang duduk di bangku nomor dua dari depan, semoga hari kamu seindah senyummu”. Wah, siapa yang enggak meleleh?
Sekarang, semua bentuk PDKT ini mungkin udah dianggap kuno atau bahkan enggak relevan. Tapi justru di situlah letak keunikannya. PDKT zaman dulu penuh usaha manual, minim teknologi, tapi justru bikin momennya susah dilupakan.
Kalau kamu pernah mengalami salah satu bentuk PDKT di atas, selamat! Kamu bagian dari generasi yang tahu betapa serunya jatuh cinta tanpa bantuan filter Instagram.