Halal bi Halal IKBT-BA, Ketua MPR: Warteg Kontribusi Nyata Warga Tegal untuk Bangsa

Aliyudin Sofyan | Minggu, 27/04/2025 14:10 WIB
Halal bi Halal IKBT-BA, Ketua MPR: Warteg Kontribusi Nyata Warga Tegal untuk Bangsa Ketua MPR RI Ahmad Muzani. Foto: mpr/katakini

JAKARTA - Warung Tegal atau Warteg menjadi bukti nyata kontribusi nyata masyarakat Tegal terhadap bangsa. Berpuluh tahun warung-warung Tegal memberikan kemudahan makan pada masyarakat dengan harga yang sangat terjangkau, terutama yang berpenghasilan menengah ke bawah.

"Orang Tegal di Jakarta itu adalah orang yang sangat menentukan kehidupan Jakarta. Bayangkan di Jakarta tak ada Warteg, orang Jakarta mau makan apa?" kata Ketua MPR RI Ahmad Muzani di acara Halal bi Halal Ikatan Keluarga Besar Tegal - Bahari Ayu (IKBT-BA) 1446 H/2025 di Gedung MPR RI, Jakarta, Minggu (27/4/2025).

Menurut Muzani, jika saat ini di Jakarta tidak ada Warteg, orang Jakarta akan kerepotan membeli makan yang mudah dan murah. "Itu kontribusi nyata orang Tegal terhadap kehidupan Jakarta," kata Muzani.

Muzani menegaskan, tak masalah bila warung-warung Tegal dimiliki dan dioperasikan oleh orang selain warga Tegal. Alasannya, warga Tegal dan warga lain adalah sama-sama warga negara Indonesia. Sebagaimana juga orang Tegal, asal punya modal, mereka berhak membuka rumah makan atas nama daerah manapun.

“Ini adalah wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang boleh bebas berusaha, yang penting prosedurnya dijalankan dengan baik,” ujarnya.

Di Jakarta, lanjut Muzani, Tegal tetap mengukuhkan dirinya sebagai daerah yang berbasis pada warteg. Warteg sekarang ini sudah menjamur bagus dan bisa diterima baik dengan harganya tetap terjangkau.  Makanan yang disajikan adalah masakan-masakan tradisional Tegal, ada orek tempe, mie, sayur lodeh, sayur asem, soto ayam, milor (mie telor) goreng, dan sebaqgainya. Sehingga warteg terkenal dengan ekonomi masyarakat bawah.

“Itulah kontribusi warga Tegal dalam kehidupan bernegara dan perekonomian di tingkat nasional,” ujar Muzani.

Ia berharap, IKBT-BA, menjadi bapak bagi warung-warung Tegal yang siap memberikan bantuan atas berbagai problem warga Tegal dalam menjalankan usahanya. Problem yang sering dihadapi oleh warteg adalah sewa tempat yang mahal sewane, mencari tenaga kerja mulai susah, dan bahan bakunya mahal, seperti bumbu dapur, sayuran, daging, dan bahan-bahan lainnya.

“Untuk itu, saya berharap warga Tegal selalu rukun dan saling membantu,” tegasnya.

Muzani juga berpesan kepada para kepala daerah di Tegal untuk lebih focus mengembangkan tiga kuliner yang menjadi ciri khas masyarakat Tegal yaitu Sate Tegal, Teh Poci, dan Tahu Aci.

“Banyak kuliner khas Tegal. Tapi saya minta kepada kabupaten dan kota Tegal, juga Brebes. Jika tiga kabupaten ini menyatukan visi ini saja (tiga jenis kuliner khas), insya Allah akan menjadi kekuatan,” ujar Muzani.