JAKARTA - Dalam ajaran Islam diajarkan bahwa Allah memiliki sifat-sifat kesempurnaan (sifat wajib), dan secara otomatis, mustahil memiliki sifat kebalikan dari sifat wajib.
Pemahaman ini menjadi dasar penting dalam menjaga kemurnian tauhid dan menjauhkan dari segala bentuk kesyirikan atau pemikiran yang menyamakan Allah dengan makhluk.
Para ulama Ahlussunnah wal Jamaah, khususnya dalam tradisi kalam Asy’ariyah dan Maturidiyah, telah merumuskan 20 sifat mustahil bagi Allah, yang merupakan kebalikan dari 20 sifat wajib-Nya.
Sifat-sifat ini mustahil ada pada Allah karena bertentangan dengan keesaan, kemahakuasaan, dan kesempurnaan-Nya sebagai Tuhan semesta alam.
Di berbagai pesantren dan madrasah, 20 sifat mustahil ini diajarkan sejak usia dini agar generasi Muslim memiliki dasar akidah yang kokoh.
Berikut ini 20 sifat mustahil bagi Allah SWT yang wajib diyakini oleh setiap Muslim:
1. ‘Adam (Tidak Ada)
Mustahil Allah tidak ada, karena keberadaan-Nya bersifat azali dan menjadi sumber segala yang ada.
2. Huduts (Baharu)
Allah mustahil diciptakan atau baru muncul, karena Dia tidak didahului oleh ketiadaan.
3. Fana’ (Binasa)
Allah mustahil mengalami kematian atau kehancuran, karena Dia Maha Kekal.
4. Mumatsalatuhu lil hawadits (Menyerupai makhluk)
Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya dalam bentuk atau sifat apa pun.
5. Ihtiyaj ila ghayrihi (Membutuhkan selain-Nya)
Allah mustahil bergantung kepada siapa atau apa pun, karena Dia Maha Berdiri Sendiri (Qiyamuhu binafsihi).
6. Ta’addud (Banyak)
Allah mustahil lebih dari satu, karena keesaan-Nya mutlak dan tidak terbagi.
7. ‘Ajz (Lemah)
Allah mustahil lemah dalam menciptakan atau mengatur alam semesta.
8. Karahah (Terpaksa)
Allah mustahil melakukan sesuatu karena terpaksa; segala kehendak-Nya berdasarkan kebijaksanaan mutlak.
9. Jahl (Bodoh)
Allah mustahil tidak mengetahui sesuatu. Ilmu-Nya meliputi segalanya.
10. Maut (Mati)
Allah mustahil mati karena Dia Maha Hidup dan Kekal selamanya.
11. Sama (Tuli)
Allah mustahil tidak dapat mendengar. Pendengaran-Nya sempurna dan tak terbatas.
12. ‘Ama (Buta)
Allah mustahil tidak dapat melihat. Penglihatan-Nya meliputi segala yang nyata dan tersembunyi.
13. Bukm (Bisu)
Allah mustahil tidak dapat berbicara. Allah memiliki sifat Kalam yang sesuai dengan keagungan-Nya.
14. Kaunuhu ‘Ajizan (Berkeadaan lemah)
Allah tidak pernah dalam keadaan lemah, kekuatan-Nya mutlak.
15. Kaunuhu Karihan (Berkeadaan terpaksa)
Allah tidak pernah dalam keadaan terpaksa dalam perbuatan-Nya.
16. Kaunuhu Jahilan (Berkeadaan tidak tahu)
Mustahil Allah dalam keadaan tidak tahu. Pengetahuan-Nya azali dan menyeluruh.
17. Kaunuhu Mayyitan (Berkeadaan mati)
Allah tidak pernah berada dalam keadaan mati karena hidup-Nya tidak berawal dan tidak berakhir.
18. Kaunuhu Assamma (Berkeadaan tuli)
Allah tidak berada dalam kondisi tidak bisa mendengar.
19. Kaunuhu A’ma (Berkeadaan buta)
Mustahil Allah dalam kondisi tidak bisa melihat.
20. Kaunuhu Abkama (Berkeadaan bisu)
Allah tidak pernah dalam kondisi tidak bisa berbicara.