JAKARTA - Setiap manusia mungkin pernah melakukan prasangka buruk atau su`udzon. Dalam Islam, berburuk sangka atau su’udzon bukan hanya dianggap sebagai penyakit hati, tetapi juga termasuk dalam dosa yang dapat merusak ukhuwah dan menodai keimanan.
Su’udzon sering kali muncul tanpa dasar yang jelas, dan membentuk opini negatif yang melahirkan fitnah, permusuhan, bahkan kehancuran hubungan antarindividu maupun kelompok.
Al-Qur’an dan hadist telah memperingatkan umat Islam untuk menjauhi sifat ini. Su’udzon adalah pintu masuk bagi berbagai keburukan lain seperti ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), hingga permusuhan tanpa sebab yang benar.
Lebih dari itu, su’udzon juga menunjukkan kelemahan dalam berbaik sangka kepada Allah dan sesama makhluk-Nya, dua fondasi utama dalam membangun akhlak seorang Muslim.
Dalam Surah Al-Hujurat ayat 12, Allah SWT secara tegas melarang berprasangka buruk tanpa alasan yang kuat:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, karena sebagian prasangka itu adalah dosa..." (QS. Al-Hujurat: 12)
Menurut para ulama, berburuk sangka kepada orang lain berarti menganggap yang terburuk terhadap orang lain tanpa bukti atau kejelasan, yang pada akhirnya dapat merusak kepercayaan dan menciptakan jarak antara sesama. Dalam hadist, Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ
"Jauhilah oleh kalian prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta." (HR. Bukhari dan Muslim)
Sifat ini perlahan merusak ketenangan jiwa, membuat seseorang merasa gelisah, iri, atau bahkan menuduh tanpa hak. Dalam kehidupan sosial, su’udzon bisa menjadi akar konflik rumah tangga, perpecahan bahkan keretakan di masyarakat.
Doa Agar Terhindar dari Berburuk Sangka
Untuk menjaga diri dari dosa batin ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir yang memohon perlindungan dari penyakit hati, termasuk dari prasangka buruk. Salah satu doa yang dapat diamalkan ialah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنَ النِّفَاقِ، وَعَمَلِي مِنَ الرِّيَاءِ، وَلِسَانِي مِنَ الْكَذِبِ، وَعَيْنِي مِنَ الْخِيَانَةِ، فَإِنَّكَ تَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ
Allāhumma ṭahhir qalbī min an-nifāq, wa ‘amalī min ar-riyā’, wa lisānī min al-kadhib, wa ‘aynī min al-khiyānah, fa innaka ta‘lamu khā’inatal-a‘yuni wa mā tukhfī aṣ-ṣudūr.
Artinya: "Ya Allah, sucikanlah hatiku dari kemunafikan, amal perbuatanku dari riya, lisanku dari kebohongan, dan pandanganku dari pengkhianatan, karena sesungguhnya Engkau mengetahui pengkhianatan pandangan mata dan apa yang tersembunyi di dalam dada."