JAKARTA - Selama bulan Ramadan, banyak orang merasakan kantuk yang lebih sering dibandingkan hari-hari biasa. Hal ini sering terjadi terutama pada siang hari, ketika tubuh mulai kehilangan energi akibat tidak adanya asupan makanan dan minuman.
Rasa kantuk ini tidak hanya mempengaruhi produktivitas kerja dan aktivitas sehari-hari, tetapi juga dapat mengganggu konsentrasi dan daya tahan tubuh.
Kantuk saat puasa sebenarnya adalah reaksi alami tubuh terhadap perubahan pola makan dan tidur. Saat berpuasa, tubuh mengalami transisi dalam cara mendapatkan energi, yang dapat menyebabkan perasaan lelah dan mengantuk.
Selain itu, beberapa kebiasaan selama Ramadan, seperti begadang untuk sahur dan kurangnya konsumsi kafein bagi mereka yang terbiasa, turut menjadi penyebab dalam munculnya rasa kantuk.
Lalu, apa sebenarnya yang menyebabkan kantuk saat puasa? Berikut ini beberapa alasan utama mengapa puasa dapat membuat seseorang merasa lebih mengantuk:
Salah satu penyebab utama rasa kantuk saat berpuasa adalah turunnya kadar gula darah dalam tubuh. Ketika kita makan, tubuh mengubah makanan menjadi glukosa, yang berfungsi sebagai sumber energi utama bagi otak dan organ lainnya.
Namun, selama berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan glukosa baru dalam waktu yang cukup lama. Akibatnya, kadar gula darah menurun dan membuat tubuh menjadi lemas serta mengantuk.
Ketika tubuh mulai kehabisan glukosa, ia akan beralih ke cadangan energi lain, seperti lemak. Proses ini membutuhkan waktu lebih lama, sehingga membuat tubuh merasa lebih lambat dan kurang berenergi dibandingkan saat mendapatkan pasokan makanan secara teratur.
Itulah mengapa banyak orang merasa lebih mengantuk di siang hari ketika berpuasa, terutama setelah beberapa jam sejak sahur.
Puasa juga mengubah pola tidur seseorang, terutama karena harus bangun lebih awal untuk sahur. Jika seseorang tidur larut malam dan harus bangun dini hari, jumlah jam tidur yang didapat bisa berkurang drastis.
Tidur yang tidak cukup atau kurang berkualitas dapat menyebabkan kelelahan sepanjang hari dan meningkatkan rasa kantuk.
Selain itu, banyak orang yang menghabiskan malam dengan aktivitas ibadah seperti shalat Tarawih dan membaca Al-Qur’an, yang meskipun bermanfaat secara spiritual, tetap dapat mengurangi durasi tidur.
Jika tidak diimbangi dengan tidur siang atau manajemen waktu yang baik, kurang tidur ini dapat memperburuk rasa kantuk selama berpuasa.
Bagi mereka yang terbiasa minum kopi atau teh di pagi hari, puasa bisa menjadi tantangan tersendiri. Kafein dalam kopi dan teh berfungsi sebagai stimulan yang membantu meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi rasa kantuk.
Saat berpuasa, konsumsi kafein berkurang drastis karena seseorang tidak bisa meminumnya sepanjang hari, yang bisa menyebabkan efek seperti kelelahan, sakit kepala, dan kantuk berlebihan.
Efek ini disebut sebagai "caffeine withdrawal" atau gejala putus kafein, yang biasanya dialami oleh mereka yang memiliki kebiasaan mengonsumsi kafein setiap hari.
Akibatnya, tubuh memerlukan waktu untuk beradaptasi, dan selama proses ini, seseorang akan merasa lebih mudah mengantuk dibandingkan hari-hari biasa.