MOSKOW - Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh Korea Selatan pada hari Senin meningkatkan ketegangan dalam hubungannya dengan Korea Utara yang Komunis dan menyerukan diplomasi dalam memulihkan ketenangan dan keamanan di semenanjung Korea.
Korea Selatan mengatakan Korea Utara bersiap untuk meledakkan jalan yang melintasi perbatasan yang dijaga ketat militernya dalam pertukaran sindiran verbal yang meningkat setelah Korea Utara menuduh saingannya mengirim pesawat nirawak ke ibu kotanya, Pyongyang.
Rusia semakin dekat dengan Korea Utara dalam hubungan diplomatik dan militer sejak invasi besar-besaran ke Ukraina pada tahun 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah saling berkunjung.
Pada tahun 2000-an, Rusia mendukung sanksi PBB terhadap Korea Utara dengan alasan bahwa uji coba nuklirnya mengancam akan merusak upaya untuk menghentikan proliferasi nuklir. Pada bulan Maret, Rusia memveto resolusi PBB tentang pembaruan panel ahli yang memeriksa pelanggaran Korea Utara terhadap sanksi Dewan Keamanan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova di situs web kementerian mengatakan, "Tindakan tersebut merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan (Korea Utara) dan urusan internal dengan tujuan menghancurkan negara hukum dan kerangka politiknya serta menolak haknya untuk mengembangkan dirinya sendiri".
"Memastikan perdamaian dan stabilitas jangka panjang di subwilayah hanya mungkin dilakukan melalui cara politik dan diplomatik berdasarkan keamanan yang tak terpisahkan. Tidak ada cara alternatif kecuali agresi bukanlah tujuan sebenarnya dari Korea Selatan dan sekutunya yang `lebih besar`, Amerika Serikat."
Kantor berita Interfax mengatakan Putin pada hari Senin menyerahkan kepada majelis rendah parlemen Duma Negara sebuah teks tentang pengesahan perjanjian kemitraan strategis dengan Korea Utara. Dikatakan bahwa teks tersebut mengatur agar masing-masing pihak memberikan bantuan militer jika terjadi serangan bersenjata terhadap pihak lain.
Pakar forensik Ukraina mengatakan mereka telah menemukan jejak persenjataan Korea Utara yang digunakan dalam serangan terhadap kota-kota Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, dalam pidato video malamnya pada hari Senin, mengatakan bahwa ia telah diberi pengarahan tentang "keterlibatan Korea Utara yang sebenarnya dalam perang tersebut."