• News

Usai Penyerbuan Konser Rusia, FBI Waspadai Serangan Terorganisir di Amerika

Yati Maulana | Jum'at, 12/04/2024 19:05 WIB
Usai Penyerbuan Konser Rusia, FBI Waspadai Serangan Terorganisir di Amerika Logo FBI tergambar di baju seorang agen di wilayah Manhattan di New York City, New York, AS, 19 Oktober 2021. Foto: Reuters

WASHINGTON - FBI khawatir mengenai kemungkinan serangan terorganisir di Amerika Serikat yang serupa dengan serangan yang menewaskan puluhan orang di gedung konser Rusia bulan lalu, demikian rencana direktur biro tersebut untuk disampaikan kepada panel Dewan Perwakilan Rakyat.

“Mengingat kembali karir saya di bidang penegakan hukum, saya akan sulit sekali memikirkan masa di mana begitu banyak ancaman terhadap keselamatan publik dan keamanan nasional meningkat secara bersamaan,” kata Christopher Wray kepada anggota parlemen saat rapat anggaran. “Tetapi itulah yang terjadi saat saya duduk di sini hari ini.”

Serangan tanggal 22 Maret di sebuah gedung konser di pinggiran kota Moskow menewaskan sedikitnya 144 orang, yang merupakan serangan paling mematikan di Rusia dalam 20 tahun terakhir. Salah satu cabang kelompok militan Negara Islam (ISIS) mengaku bertanggung jawab, namun Presiden Rusia Vladimir Putin, tanpa menyebutkan bukti, berusaha menyalahkan Ukraina.

Para pejabat AS mengkhawatirkan kemungkinan serangan yang dilakukan oleh individu atau kelompok kecil yang terinspirasi oleh perang antara Israel dan Hamas di Gaza. Namun FBI semakin khawatir mengenai serangan yang lebih terkoordinasi setelah pembantaian konser di Rusia, kata Wray saat memberikan kesaksian.

Kekhawatiran yang semakin besar “adalah potensi serangan terkoordinasi di sini, di tanah air, mirip dengan serangan ISIS-K yang kita lihat di Russia Concert Hall beberapa minggu lalu,” katanya.

Wray juga berencana untuk menekan anggota parlemen agar memperbarui program pengawasan AS yang akan berakhir bulan ini, dan menyebutnya sebagai alat yang sangat diperlukan untuk melawan musuh AS.

Perombakan sederhana terhadap program tersebut ditolak oleh DPR pada hari Rabu di tengah kekhawatiran dari anggota kedua partai bahwa program tersebut tidak cukup membatasi kewenangan pengawasan pemerintah.

“Ini penting dalam mengamankan negara kita, dan kita sedang berada dalam masa krisis,” kata Wray kepada anggota parlemen.

FOLLOW US