• Bisnis

Presiden dan Kepala NFA Pastikan CBP Tersalurkan Hingga Jauh Dari Perkotaan

Eko Budhiarto | Rabu, 03/04/2024 18:45 WIB
Presiden dan Kepala NFA Pastikan CBP Tersalurkan Hingga Jauh Dari Perkotaan Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau penyaluran bantuan pangan beras di Kabupaten Merangin, Jambi, Rabu (3/4/2024).(Foto:NFA))

MERANGIN  – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memastikan bahwa Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tersalurkan merata hingga wilayah yang jauh dari perkotaan.

Terkait hal itu, Presiden memantau penyaluran bantuan pangan beras kepada 800 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Gudang Perum Bulog Pematang Kandis, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi, Rabu (3/4/2024).

“Ini Bapak Ibu sudah terima semuanya (banpang beras) yang 10 kilo? Saya tadi mendapatkan informasi ada yang sudah 3 kali, tapi ada juga yang baru sekali. Setelah nanti bulan Maret akan dilanjutkan lagi dengan April Mei dan Juni, dengan catatan anggarannya memungkinkan ya,” kata Presiden.

Ditemui di kesempatan yang sama, Kepala Arief mengatakan kehadiran Presiden Jokowi untuk memastikan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) disalurkan secara tepat sasaran dan merata, termasuk di daerah-daerah yang jauh dari perkotaan. 

"Hari ini kita menyaksikan sendiri bahwa Bapak Presiden berkenan meninjau langsung ke beberapa gudang (Bulog). Salah satunya hari ini di Merangin. Kemudian berikutnya besok akan ada di Bungo untuk memastikan bahwa ketersediaan beras kita cukup," ungkapnya. 

Arief juga menambahkan bahwa saat ini panen beras pada bulan Maret mencapai 3,8 juta ton dan pada bulan April ini total nasional sebanyak 4,9 juta ton, sehingga fokus pemerintah adalah menjaga harga di tingkat petani. Untuk itu, NFA telah menugaskan Perum Bulog untuk menyerap produksi dalam negeri.

“Panen saat ini sudah mulai cukup besar. Harga GKP (Gabah Kering Panen) sudah mulai turun, sehingga fokus kita adalah menjaga harga di tingkat petani. Ini karena sedulur-sedulur petani kita ini juga perlu harga pokok produksi ditambah margin yang wajar. Oleh karena itu, Bulog harus menyerap gabah petani, sehingga nanti bantuan pangan beras lalu operasi pasar SPHP, itu bisa kembali lagi menggunakan beras dari produksi dalam negeri,” ujar Arief. 

Ia juga menjamin stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk pelaksanaan bantuan pangan beras tahun 2024 ini secured dan mencukupi. Per 2 April 2024, stok beras di Bulog mencapai 1,04 juta ton. Pada saat yang sama, upaya penyerapan beras oleh Perum Bulog terus dilakukan dan saat ini meningkat volumenya sebesar 783 ton. Stok beras ini tersebar di berbagai Kantor Wilayah (Kanwil) yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing wilayah.

Beberapa sebaran stok terbesar antara lain di wilayah Jawa Timur mencapai 233 ribu ton, DKI Jakarta dan Banten 189 ribu ton, dan Jawa Tengah sebanyak 87 ribu ton. Dengan stok ini dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan selama Ramadan dan Idul Fitri 2024.  

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, selain banpang beras, pihaknya terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah agar berbagai aksi strategis pengendalian inflasi terus berjalan, khususnya jelang hari raya Idul Fitri beberapa hari mendatang. 

"Secara rutin setiap minggu kami menghadiri rakor pengendalian inflasi yang digelar Kemendagri dan diikuti oleh seluruh provinsi dan kabupaten/kota. Ini sinergitas yang kuat dengan mendorong pemda untuk melaksanakan berbagai langkah aksi stabilisasi pangan antara lain menguatkan kerja sama antardaerah melalui Gerakan Pangan Murah dan Fasilitasi Distribusi Pangan," jelas Arief

Arief juga mendorong masyarakat untuk dapat berbelanja bijak sesuai dengan kebutuhan dan memastikan masyarakat secara luas tidak belanja beras berlebihan melebihi kebutuhan normal.

“Pemerintah memastikan ketersediaan pangan cukup, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir lalu berbelanja berlebihan melebihi kewajaran. Berbelanja lah sesuai dengan kebutuhan,” terang Arief.

 

FOLLOW US