• Sains

Temuan Arkeolog Turki Menyebut Manusia Purba Miliki Tindikan seperti Kita

Yati Maulana | Minggu, 24/03/2024 23:05 WIB
Temuan Arkeolog Turki Menyebut Manusia Purba Miliki Tindikan seperti Kita Sebuah manik batu yang digali dari kuburan di Boncuklu Tarla di provinsi Mardin, Turki tenggara, difoto pada tahun 2023. Handout via REUTERS

ANKARA - Ornamen batu yang ditemukan di sekitar mulut dan telinga kerangka di situs pemakaman berusia 11.000 tahun di tenggara Turki membuktikan bahwa manusia telah menindik tubuh mereka sejak zaman prasejarah dan memikirkan tentang citra diri, kata para arkeolog.

Meskipun batu-batu kecil, tipis, dan runcing telah ditemukan di beberapa penggalian di Bulan Sabit Subur, yang mencakup wilayah Turki dan Irak modern, dan merupakan tempat di mana manusia purba menetap untuk bertani, tidak diketahui untuk apa batu-batu tersebut digunakan sampai sekarang.

“Tidak ada satupun yang pernah ditemukan pada mayat di lokasi aslinya,” kata Emma Louise Baysal, profesor arkeologi di Universitas Ankara, yang ikut menulis artikel tentang ornamen tersebut.

Namun di situs Boncuklu Tarla, “kami menemukan semuanya pada kerangka yang sangat dekat dengan lubang telinga, hingga bibir,” katanya, sehingga para ahli dapat menyimpulkan untuk pertama kalinya bahwa tindik tersebut pasti akan digunakan sebagai tindik.

Beberapa keausan pada gigi bawah tengkorak juga menunjukkan bahwa individu tersebut pernah memiliki tindik di bibir bawah saat masih hidup.

“Saya pikir ini menunjukkan bahwa kita mempunyai keprihatinan yang sama terhadap penampilan kita dan bahwa orang-orang ini juga berpikir keras tentang bagaimana mereka menampilkan diri mereka kepada dunia,” katanya.

Situs ini didirikan sekitar 11.000 tahun yang lalu oleh sekelompok pemburu-pengumpul, yang secara bertahap menetap. Penggalian masih berlanjut di Boncuklu Tarla (Lapangan Manik), yang namanya diambil dari nama petani setempat yang menemukan ribuan manik-manik, dan tempat lebih dari 100.000 artefak telah digali hingga saat ini.

Penggalian tersebut tidak hanya menunjukkan bagaimana masyarakat awal terbentuk tetapi juga menyoroti kesamaan yang mencolok antara manusia modern dan masyarakat Neolitikum, menyoroti kehidupan yang dapat kita empati, kata Baysal.

"Saat Anda mengenakan hiasan, terutama di wajah Anda, Anda tidak bisa melihatnya, orang lain bisa melihatnya. Dan Anda memproyeksikan sebuah gambar ke orang lain."
"Ini menunjukkan bahwa kami, dalam banyak hal, sangat mirip."

FOLLOW US