• News

Dunia Perlu Memperhatikan Umat Islam di Krimea

Aliyudin Sofyan | Rabu, 20/03/2024 21:27 WIB
Dunia Perlu Memperhatikan Umat Islam di Krimea Diskusi dan bedah buku Islam in Crimea di Universitas Paramadina Jakarta, Senin (18/3/2024). Foto: paramadina/katakini

JAKARTA – Hak asasi masyarakat Krimea sangat bergantung kondisi tempat mereka tinggal, dimana tidak akan pernah tercapai kebebasan selama masih ada dalam penjajahan di tanah Krimea.

Demikian disampaikan Maria Tomak, Head of the Crimea Platform Department within the Mission of the President of Ukraine in the Autonomous Republic of Crimea dalam diskusi dan bedah buku “Islam in Crimea” di Universitas Paramadina Jakarta, Senin (18/3/2024).

“Buku ini mampu menunjukkan wajah Krimea yang sesungguhnya, yang bukan Rusia, dan tidak pernah menjadi Rusia. Kita menginginkan perdamaian, tetapi tidak berarti kita akan menyerah untuk menerima pemerintahan diktator dari Rusia. Krimea harus dikembalikan ke negara Ukraina” kata Maria.

Duta Besar Ukraina, Vasyl Hamianin yang turut hadir dalam diskusi menyatakan, “Buku ini bisa memberikan gambaran kehidupan muslim di Krimea yang membutuhkan dukungan dari masyarakat Indonesia.”

Menurut Yanuardi Syukur, penulis buku, buku ini berisikan mengenai perjuangan masyarakat Krimea. “Buku ini menggambarkan sejarah perjuangan etnik Tatar Krimea dan nanti akan ada buku kedua yang membahas mengenai revolution of dignity dan lain sebagainya,” ujarnya.

Syekh Imam Murad mengatakan bahwa permasalahan mengenai Krimea adalah hal yang penting menjadi keprihatinan kita semua.

“Berdasarkan sejarah, Islam masuk di Krimea pada abad ke 10,dengan perantara masuknya Islam di turki melalui para pedagang. Kemudian dari perkembangan yang terjadi kemudian secara pemerintahan, agama resmi di Krimea adalah Islam” papar Syekh Imam Murad.

Dalam perkembangan kemudian berdiri banyak masjid dan lembaga pendidikan islam yang bekembang secara pesat.

“Di sana mempelajari bagaimana memahami Islam dan al-Quran secara umum, selain itu juga ada 10 ulama yang sangat produktif sehingga hal tersebut membuktikan bahwa Islam di Krimea berkembang sangat pesat.” imbuhnya.

Dr. Maksym Yakovlyev, Head of the Department of International Relations and Director of the School for Policy Analysis at the National University of Kyiv-Mohyla Academy, menegaskan bahwa Krimea dan Islam merupakan satu bagian dari Ukraina.

“Tatar Krimea merupakan bagian dari negara Ukraina dan bagian dari budaya Ukraina. Acara ini menjadi ruang untuk saling mempelajari dan mengenal masing-masing negara, baik dari segi budaya, agama, masyarakat dan sebagainya.” kata Maksym.

Dr. Aan Rukmana, Director of Paramadina Institute of Ethics and Civilization – PIEC, memandang diskusi ini sangat penting.

“Hingga saat ini tak banyak pembahasan mengenai Krimea di Indonesia. Sebenarnya di internet itu ada banyak sekali data yang tidak sesuai terkait situasi, wilayah dalam peta dan berbagai informasi lainnya. Sehingga saat ini menjadi PR bagi kita semua untuk mengoreksi data mengenai Krimea” kata Aan.

FOLLOW US