• News

Tanaman Kering dan Layu akibat El Nino, Zimbabwe Alami Kelaparan

Yati Maulana | Selasa, 19/03/2024 16:05 WIB
Tanaman Kering dan Layu akibat El Nino, Zimbabwe Alami Kelaparan Tanaman jagung yang layu terlihat di Mumijo, distrik Buhera sebelah timur ibu kota Harare, Zimbabwe, 16 Maret 2024. REUTERS

BUHERA - Penduduk desa Buhera di Zimbabwe berdiri berkelompok di sebuah sekolah dasar menunggu dipanggil namanya untuk menerima bantuan berupa biji-bijian, kacang polong, dan minyak goreng yang dapat menyelamatkan nyawa.

“Kami bersyukur, tapi makanannya hanya cukup untuk satu bulan,” kata Mushaikwa, 71 tahun, yang tinggal bersama suaminya yang sudah lanjut usia, sambil berjalan dengan susah payah membawa tas gandumnya. “Tanamanku layu.”

Zimbabwe telah gagal memenuhi kebutuhan pangannya sendiri sejak tahun 2000 ketika mantan presiden Robert Mugabe menyita lahan pertanian milik warga kulit putih, sehingga mengganggu produksi dan menyebabkan penurunan tajam produksi, sehingga banyak warga Zimbabwe bergantung pada bantuan pangan untuk bertahan hidup.

Krisis ini diperburuk oleh kekeringan akibat El Nino yang melanda banyak negara di Afrika bagian selatan. Pemerintah memperkirakan 2,7 juta orang akan kelaparan tahun ini, meski jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi.
Pemerintah sedang mempertimbangkan apakah akan mengumumkan keadaan darurat, kata seorang menteri kepada Reuters.

El Nino merupakan fenomena cuaca alami yang terkait dengan terganggunya pola angin yang menyebabkan suhu permukaan laut menjadi lebih hangat di Pasifik bagian timur dan tengah.

Bencana ini terjadi rata-rata setiap dua hingga tujuh tahun, biasanya berlangsung selama sembilan hingga 12 bulan dan dapat memicu cuaca ekstrem seperti siklon tropis, kekeringan berkepanjangan, dan kebakaran hutan yang diakibatkannya.

“Saat Anda berkendara, Anda akan melihat banyak tanaman layu,” kata penjabat direktur Program Pangan Dunia Christine Mendes di Buhera, sekitar 220 km (140 mil) tenggara ibu kota, Harare.
Panen jagung pokok Zimbabwe diperkirakan berkurang setengahnya menjadi 1,1 juta ton tahun ini.

WFP telah membantu 270.000 orang di empat kabupaten rawan kekeringan antara bulan Januari dan Maret namun memerlukan dana tambahan untuk memberi makan lebih banyak orang, kata Mendes.

Di Buhera, Mary Takawira, 47 tahun, menilai tanamannya, yang mengering sebelum matang.
“Saya tidak ingat lagi rasa (jagung) itu,” ujarnya. "Ini akan menjadi tahun yang sulit."

FOLLOW US