• News

Koalisi Pimpinan AS Menembak Jatuh 15 Drone Milik Houthi Yaman di Laut Merah

Tri Umardini | Minggu, 10/03/2024 03:01 WIB
Koalisi Pimpinan AS Menembak Jatuh 15 Drone Milik Houthi Yaman di Laut Merah Pendukung Houthi mengacungkan senjata dan meneriakkan slogan-slogan di ibu kota Yaman, Sanaa, pada 8 Maret 2024, untuk mendukung rakyat Palestina. (FOTO: AFP)

JAKARTA - Kapal dan pesawat Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah menembak jatuh 15 drone yang ditembakkan oleh kelompok Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran di wilayah Laut Merah.

Komando Pusat militer AS (CENTCOM) mengatakan pada hari Sabtu (9/3/2024) bahwa koalisi angkatan laut pimpinan AS merespons serangan skala besar oleh “teroris Houthi yang didukung Iran” yang diluncurkan ke Laut Merah dan Teluk Aden antara pukul 04.00 hingga 06.30 ( 01:00-03:30 GMT).

Kendaraan udara tak berawak (UAV) menghadirkan “ancaman besar terhadap kapal dagang, Angkatan Laut AS, dan kapal koalisi di wilayah tersebut,” kata militer pada X.

“Tindakan ini diambil untuk melindungi kebebasan navigasi dan membuat perairan internasional lebih aman dan terjamin.”

Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengatakan pada hari Sabtu bahwa kelompok tersebut telah melakukan dua operasi militer, yang pertama menargetkan kapal curah AS Propel Fortune di Teluk Aden.

Dalam operasi kedua, Saree mengklaim bahwa beberapa kapal perusak militer AS di Laut Merah dan Teluk Aden menjadi sasaran “37 drone”.

Sebuah kapal perang dan jet tempur Prancis juga menembak jatuh empat drone tempur yang bergerak menuju kapal angkatan laut milik misi Aspides Eropa di wilayah tersebut.

“Tindakan defensif ini secara langsung berkontribusi pada perlindungan kapal kargo True Confidence, di bawah bendera Barbados, yang diserang pada 6 Maret dan sedang ditarik, serta kapal komersial lainnya yang transit di daerah tersebut,” kata pernyataan militer Prancis.

Prancis tidak hanya memiliki kapal perang di wilayah tersebut, tetapi juga memiliki pesawat tempur di pangkalannya di Djibouti dan Uni Emirat Arab.

Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) mengonfirmasi adanya upaya serangan terhadap Propel Fortune berbendera Singapura.

Dikatakan perusahaan pelayaran tersebut melaporkan dua ledakan di sekitar kapal curah tersebut, namun semua awak kapal selamat dan kapal tersebut melanjutkan perjalanan ke pelabuhan berikutnya.

Berdasarkan sumber, Propel Fortune kemungkinan besar menjadi sasaran karena data kepemilikan AS yang sudah ketinggalan zaman, kata UKMTO dalam pernyataannya.

Minggu ini, setidaknya tiga pelaut tewas dalam serangan rudal Houthi terhadap sebuah kapal dagang di Teluk Aden, kata militer AS, menandai kematian pertama yang dilaporkan sejak kelompok Yaman memulai serangan terhadap pelayaran di salah satu jalur laut tersibuk di dunia atas perang Israel di Gaza.

Kelompok Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan pada hari Rabu, yang menyebabkan kapal True Confidence milik Liberia dan berbendera Barbados terbakar sekitar 50 mil laut (93 km) di lepas pantai pelabuhan Aden, Yaman.

Koalisi angkatan laut pimpinan AS telah beroperasi di perairan tersebut sejak Desember 2023 mencoba melawan serangan Houthi.

Pasukan AS juga telah melakukan serangan terhadap apa yang mereka katakan sebagai situs senjata Houthi di Yaman, termasuk menyerang rudal antikapal yang dipasang di truk pada hari Kamis (6/3/2024).

Meskipun ada serangkaian serangan udara oleh pasukan AS dan Inggris terhadap sasaran Houthi, kelompok yang menguasai wilayah terpadat di Yaman masih mampu melancarkan serangan yang signifikan.

Hal ini termasuk serangan bulan lalu terhadap kapal kargo yang membawa pupuk, Rubymar yang tenggelam pada hari Sabtu setelah terhanyut selama beberapa hari, dan jatuhnya pesawat tak berawak AS senilai puluhan juta dolar.

Pejuang Houthi di Yaman telah berulang kali meluncurkan drone dan rudal terhadap pelayaran komersial internasional sejak pertengahan November, mengganggu perdagangan global di sepanjang rute yang menyumbang sekitar 15 persen lalu lintas pelayaran dunia, memaksa perusahaan untuk mengubah rute ke perjalanan yang lebih lama dan lebih mahal di sekitar Afrika Selatan. (*)

 

 

FOLLOW US