• News

Rektor UIA: Walau dalam Tekanan, Pers Kampus Era 70-an Tetap Berkembang

Aliyuddin Sofyan | Kamis, 08/02/2024 13:36 WIB
Rektor UIA: Walau dalam Tekanan, Pers Kampus Era 70-an Tetap Berkembang Rektor Universitas Islam As Syafi’iyah (UIA) Jatiwaringin, Bekasi, Jawa Barat Prof. Dr. Masduki Ahmad, SH, MM. Foto: dok. katakini

JATIWARINGIN - Rektor Universitas Islam As Syafi’iyah (UIA) Jatiwaringin, Bekasi, Jawa Barat Prof. Dr. Masduki Ahmad, SH, MM, mengatakan bahwa kondisi berbangsa dan bernegara saat ini cukup memperihatinkan. Untuk itu, UIA sebagai intensitas intelektual tentunya harus tetap menjaga marwah berbangsa dan bernegara yang benar.

Hal itu disampaikan Prof. Masduki dalam pembukaan kegiatan Pelatihan Jurnalistik dan Launching portal PJMINews.com, Rabu (7/2/2024) di  Kampus UIA.

Pada kesempatan itu Rektor UIA juga memotivasi para mahasiswa dan para peserta pelatihan, serta semua yang hadir, dengan menceritakan bagaimana lika-likunya saat menjadi mahasiswa di Joga, berguru pada tokoh nasional yang juga seorang jurnalis, diplomat dan pejuang, Abdurrahmah Baswedan yang merupakan kakek dari Anies Baswedan.

"Kalau kita bisa menjadi wartawan, mampu menulis dari dialek obrolan menjadi sebuah tulisan, harusnya itu juga bisa di lakukan oleh para mahasiswa," kata-kata yang di ucapkan oleh Abdurahman Baswedan itulah yang sampai saat ini masih terus terngingat dan begitu membekas,” ujar Prof. Masduki.

Dan sekitar tahun 1978, sebagai mahasiswa semester awal, dirinya mengaku pernah mengikuti pelatihan jurnalistik. Dan juga berhimpunan dalam organisasi kemahasiswaan, dimana pada saat itu, di Universitas Islam Indonesia (UII) hanya ada satu organisasi kemahasiswaan yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Di bawah unit orgnisasi itulah, ungkap Masduki Ahmad, dirinya pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi dari salah satu penerbitan pers kampus dan salah satu anak buahnya atau tim redaksinya saat itu adalah Mahfud MD (Prof. Mahfud MD - red), mantan Menkopolhukam yang baru saja mengundurkan diri.

Terinspirasi dari tokokh-tokoh pergerakan Islam dari buku-buku yang dibacanya pada saat itu, ia telah banyak menulis dan bicara tentang kebangkitan Islam.

Meskipun berada dalam kondisi tekanan-tekanan yang begitu rupa lanjut Rektor UIA, namun saat iu pers kampus tetap bisa berkembang. Embrio pemikiran-pemikiran anak-anak muda yang dibawa oleh para mahasiswa khususnya, menjadi inspirasi dan banyak mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.

“Lembaga-lembaga kenegaraan yang ada saat ini banyak dicetuskan oleh gagasan-gaagasan para mahasiswa dari kampus pada saat itu,” ujar Prof. Masduki.

Untuk itu, Rektor UIA berpesan, “tancapkan niat bagi kalian untuk terus mengembangkan diri, jadilah jurnalis jurnalis yang handal, agar kalian kelak bisa menjadi tokoh-tokoh yang bisa mewarnai negeri ini.”

Melalui pelatihan jurnalisme profetik yang di-gagas oleh PJMI ini, harapanya akan mencetak jurnalis yang didasarkan pada jurnalisme kenabian yang mampu mengaplikasikan sifat sidik, amanah, fathonah, dan tablig dalam menjalankan profesinya dan kehidupannya sehari hari.

“Yang tidak kalah pentingnya untuk terus meningkatkan kapasitas, pentingnya latihan, latihan, dan terus berlatih menulis. Kemampuan dan skil kalian, akan melengkapi kemapuannya sebagai guru, pendidik, di sekolah dan lingkungan kehidupan bermasyarakat kelak,” pungkas Rektor UIA.

FOLLOW US