• News

Enam Bulan Terakhir Terdapat 372 Kematian akibat Kelaparan di Ethiopia

Yati Maulana | Jum'at, 02/02/2024 01:01 WIB
Enam Bulan Terakhir Terdapat 372 Kematian akibat Kelaparan di Ethiopia Jembatan yang dibangun melintasi sungai kering di wilayah Amhara utara Ethiopia yang diabadikan pada 11 Februari 2016. Foto: Reuters

ADDIS ABABA - Setidaknya 372 orang tewas di dua wilayah utara Etiopia akibat kelaparan yang disebabkan oleh kekeringan dalam enam bulan terakhir, kata seorang pejabat senior pemerintah pada Rabu, menambah tantangan di wilayah tersebut yang timbul akibat konflik.

Endale Haile, kepala Lembaga Ombudsman Ethiopia, yang menerima pengaduan masyarakat terhadap departemen pemerintah, mengatakan penyelidikannya menemukan bahwa 351 orang tewas di wilayah Tigray, sementara 21 lainnya tewas di wilayah tetangga Amhara.

Endale mengatakan, temuan tersebut berasal dari penilaian 10 hari di dua wilayah tersebut, dan kemungkinan terdapat lebih banyak kematian. “Jika kami memperluas sampel, angka kematian mungkin meningkat.

Namun tujuan utama kami adalah agar pemerintah memberikan perhatian pada masalah ini dan memberi tahu mereka betapa masalah ini menjadi serius. Sehingga mereka akan mengambil tindakan,” katanya kepada Reuters.

Legesse Tulu, juru bicara pemerintah, Mengasha Fentaw, juru bicara wilayah Amhara dan Redaei Halefom, juru bicara Tigray, tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai kematian tersebut.

Krisis pangan di Ethiopia semakin parah dalam beberapa tahun terakhir akibat perang di wilayah Tigray dan kekeringan terburuk di Tanduk Afrika dalam beberapa dekade terakhir. Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan lebih dari 20 juta orang membutuhkan bantuan.

Setelah itu, pertempuran terus-menerus di Amhara, yang juga mengalami kekeringan berkepanjangan, antara pasukan negara Amhara dan milisi lokal menjadi krisis keamanan terbesar di Ethiopia sejak berakhirnya perang saudara selama dua tahun di Tigray pada tahun 2022.

Pada akhir Desember, Getachew Reda, presiden pemerintahan sementara wilayah Tigray, mengatakan 91% penduduk di wilayah tersebut berisiko kelaparan dan kematian dan situasi ini berada di luar kemampuan pemerintah untuk menanganinya.

Pada saat itu, juru bicara pemerintah Legesse menolak laporan tersebut dengan mengatakan bahwa laporan tersebut tidak memiliki kebenaran faktual.

Mei lalu, WFP menangguhkan bantuan makanan ke Tigray menyusul laporan pencurian sumbangan yang meluas. Mereka kemudian menghentikan bantuan ke seluruh Ethiopia pada bulan Juni, menyusul tindakan yang sama dari Amerika Serikat.

WFP melanjutkan distribusi terbatas pada bulan Agustus, sementara AS melanjutkannya pada bulan Desember.

FOLLOW US