Ramdan menjelaskan perkembangan M2 pada Mei 2025 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih
Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif, termasuk melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial
Total posisi instrumen SRBI tercatat sebesar Rp811,11 triliun, sehingga mendukung ekspansi likuiditas kebijakan moneter
BI juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 4,75 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,25 persen
Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan dua anggota DPR RI dalam kasus dugaan korupsi terkait penyaluran dana Program Sosial Bank Indonesia (PSBI)
BI menyebutkan kenaikan ULN pemerintah tersebut dipengaruhi oleh penarikan pinjaman.
Hal ini dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penerimaan devisa migas
Hingga Mei 2025, Bank Indonesia (BI) laporkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen. Inflasi secara tahunan tercatat 1,60 persen year on year (yoy).
NPI pada triwulan I 2025 mencatat defisit 0,8 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2025 tercatat tetap tinggi sebesar 157,1 miliar dolar AS
Peredaran uang palsu masih menjadi ancaman nyata dalam transaksi keuangan di Indonesia
Terjaganya keyakinan konsumen pada April 2025 ditopang oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Posisi M2 tercatat sebesar Rp9.436,4 triliun atau tumbuh sebesar 6,1% (yoy), relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6,2 persen
Realisasi kebutuhan uang tunai ini setara dengan 81,1% dari proyeksi yang telah ditetapkan BI sebelumnya
Adapun suku bunga Deposit Facility juga dipertahankan menjadi 5 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,5 persen
ULN pemerintah di Februari 2025 tercatat sebesar USD204,7 miliar, turun dibandingkan dengan posisi pada Januari 2025 yang tercatat sebesar USD204,8 miliar
Posisi ULN Februari 2025 juga dipengaruhi oleh faktor penguatan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah
BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan
Secara kumulatif, selama periode 1 Januari 2025 hingga 10 April 2025, transaksi yang terjadi adalah beli neto Rp 7,11 triliun di SRBI
Rupiah tertekan usai Amerika Serikat (AS) mengenakan tarif impor pada produk Indonesia hingga 32%